Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, memastikan sikap politik PDIP terhadap Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan berbeda dengan era Pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Basarah, meski berada di luar pemerintahan, PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnoputri akan mendukung Presiden Prabowo lantaran hubungan keduanya terjalin baik sejak lama.
Basarah mengaku dirinya sempat diutus khusus oleh Megawati untuk berkomunikasi dengan Prabowo, jauh sebelum dilantik sebagai Presiden ke-8 RI.
Saat itu, salah satu poin penting pesan Megawati adalah PDIP tidak menganut paham oposisi dalam sistem pemerintahan presidensial Indonesia.
Sebab, kata Basarah, dalam filosofi Pancasila, yang menjadi dasar ideologi partai, esensi negara adalah gotong royong.
“Oleh karena itu Bu Mega mengatakan, PDIP akan bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo Subianto, namun tidak mengirimkan kader garis miring anggota PDIP sebagai anggota Kabinet Pemerintahan Prabowo,” kata Ahmad Basarah di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025) malam.
Menurut Basarah, sikap politik PDIP terhadap pemerintahan Prabowo tidak sama dengan posisi politik PDIP di masa pemerintahan SBY tahun 2004-2014 silam.
Saat era Presiden SBY, PDIP menjadi partai yang sangat kritis terhadap pemerintahan SBY selama dua periode.
“Mengapa demikian? Karena kata Ibu Mega lebih lanjut, ‘saya memiliki hubungan persahabatan yang panjang dan baik dengan Pak Prabowo, Ibu menyebutnya Mas Bowo. Hubungan panjang dan baik ini akan menjadi fondasi sarana komunikasi dan koordinasi saya (Megawati) dengan Mas Bowo',” ucap Basarah menyampaikan pesan Megawati.
Meski begitu, menurut Basarah, keputusan lebih lanjut mengenai posisi PDIP dalam pemerintahan Prabowo akan ditetapkan dalam Kongres VI, sebagai forum tertinggi partai.
“Penjabaran dan implementasinya akan dilakukan dengan menggunakan hak prerogatif Ibu Megawati sebagai Ketua Partai, mandatoris kongres,” pungkas Basarah. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved