Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan menggunakan pinjaman sebesar US$11 miliar yang ditawarkan oleh Bank Dunia. Pemakaian uang pinjaman itu disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia.
“Itu disediakan plafon dan kita memakainya sesuai kebutuhan. (Pinjaman) itu kan masih 3 atau 4 tahun ke depan, bukan (efektif berlaku) tahun ini (saja)," ujar di Jakarta, kemarin.
Menkeu tidak menjelaskan secara rinci dan detail dari tawaran pinjaman tersebut, namun ia memastikan pemerintah Indonesia akan meneruskan kemitraan yang telah terjalin dengan baik dengan lembaga multilateral tersebut.
Sebelumnya, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menawarkan dana pinjaman sebesar US$11 miliar untuk pendanaan baru hingga 4 tahun ke depan kepada Indonesia.
Dalam jumpa pers usai menemui Presiden Joko Widodo, pemimpina Bank Dunia itu menjelaskan, rencana pendanaan tersebut terdiri atas US$8 miliar dari Bank Dunia (Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan/IBRD), dan US$3miliar dari International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MITA).
Besarnya jumlah pinjaman itu, terutama dari IBRD sebesar US$8 miliar, mencerminkan kenaikan pinjaman kepada Indonesia sebesar 25 persen dari periode 4 tahun sebelumnya.
“Kami ingin mewujudkan salah satu komitmen pendanaan kami yang terbesar di dunia untuk Indonesia melalui kantor perwakilan Jakarta. Kami ingin berbagi dengan Indonesia akan pengetahuan global dan keahlian teknis kami di berbagai sektor seperti energi, kesehatan, ekonomi maritim hingga pelayanan masyarakat di daerah," ujar Kim.
© Copyright 2024, All Rights Reserved