Masalah narkotika di Indonesia bukan hanya dalam kondisi darurat. Saat ini narkoba sudah menjadi teror bencana bagi generasi penerus bangsa. Peredaran narkoba bukan lagi hanya melalui bentuk aslinya. Tapi kini disusupkan ke dalam berbagai jenis makanan sehingga sulit mengindentifikasinya.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sedikitnya 40 hingga 50 orang meninggal setiap harinya akibat kecanduan narkoba. Selain itu, sekitar Rp50 triliun dihabiskan pecandu hanya untuk membeli narkoba.
“Permasalahan narkoba memiliki banyak implikasi. Ada implikasi sosial, ekonomi, bahkan ketahanan sosial. Bahaya narkoba saat ini, sama seperti bahaya terorisme. Keduanya sangat mematikan, jika tidak diupayakan pencegahannya. Banyak nyawa yang hilang serta ada banyak kerugian yang diterima,” ujarnya kepada politikindonesia.com di Jakarta, Rabu (10/06).
Perempuan kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965 ini, mengaku tak habis pikir, dengan semakin berkembangnya modus penyebaran narkoba. Ia tak menyangka saat ini narkoba tidak hanya diedarkan dalam bentuk utuh.
Pelaku menyebarkannya dengan cara disembunyikan dalam berbagai macam makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Di antaranya disembunyikan dalam kue, brownies, permen dan dodol. “Kenapa mereka bisa setega itu. Ini bukan hanya darurat, tapi sudah seperti bencana.”
Sarjana lulusan FISIP Universitas Airlangga ini mengatakan, Austria pernah menyebut Indonesia telah menjadi salah satu produsen narkoba terbesar di dunia. Kondisi seperti ini tidak bisa terus didiamkan.
Tak hanya penegakan hukum dan vonis berat bagi pelaku pengedar narkoba. Membentengi masyarakat agar tidak terjerumus ke dunia narkoba, dan merehabilitasi mereka yang kecanduan juga menjadi prioritas.
Kepada Elva Setyaningrum, mantan Ketua Fatayat Nahdhatul Ulama ini, membeberkan langkah kementeriannya dalam upaya memerangi peredaran narkoba. Berikut petikannya.
Apa penyebab seseorang terseret pada kondisi kecanduan narkoba?
Faktor lingkungan. Semua itu karena adanya godaan dari sekitarnya. Apalagi bagi anak muda yang sedang didera masalah, sebagian besar pelariannya ke barang haram tersebut.
Awalnya, mereka diberikan secara gratis. Sekali menggunakan narkoba akan ketagihan, sekali ketagihan sama dengan menjemput kematian. Banyak sekali masyarakat yang sudah terjerat atau ketagihan narkoba akan kesulitan untuk terlepas dari barang berbahaya itu.
Jadi seluruh masyarakat terutama para pelajar untuk menguatkan dan mengawal diri sendiri serta kawan yang ada di kanan-kiri kita.
Apa yang dilakukan Kemensos untuk memerangi masalah narkoba ini?
Karena salah satu tugas Kemensos adalah melakukan penyuluhan sosial dampak penyalahgunaan narkoba. Hal ini kami lakukan sebagai upaya untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Kemensos akan melakukan akreditasi Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang terdiri dar Pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh pemerintah. Kita imbau mereka yang terjerat dan kecanduan narkoba untuk melapork ke IPWL agar dapat mengikuti program rehabilitasi.
Saat ini, kami sudah menyiapkan 105 IPWL untuk melakukan penyuluhan bahaya narkoba. Kita akan lihat apakah para konselor adiksinya cukup. Para konselor itu akan diberikan pelatihan khusus.
Siapa sasaran dari penyuluhan ini dan apa targetnya?
Penyuluhan dilakukan dengan berbekal data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang merilis angka penyalahgunaan narkoba mencapai 4,2 juta orang. Sayangnya, jumlah IPWL untuk penyuluhan yang kami miliki masih belum mampu untuk menyelamatkan jutaan korban narkoba.
Saat ini kami baru memiliki 105 IPWL. Itu artinya, kita cuma bisa menangani 10.000 orang setiap tahunnya. Artinya, dengan IPWL yang dimiliki saat ini, butuh 42 tahun untuk menyelamatkan 4,2 juta orang itu. Itu pun kalau korban narkoba tidak bertambah.
Kemensos juga menerbitkan Kartu IPWL, sebagai kartu identitas bagi seseorang yang sedang menjalani rehabilitasi sosial korban tindak penyalahgunaan narkoba. Kartu dikeluarkan IPWL yang terakreditasi Kemensos. Bagi pemegang kartu itu tidak bisa ditangkap karena sedang menjalani rehabilitasi. Penggunaan kartu IPWL berlaku untuk dua kali program rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan narkoba.
Menurut Anda, apa cara ampuh untuk terhindar dari narkoba?
Saya menekankan pentingnya spiritualitas keagamaan dalam membendung godaan-godaan untuk mencoba memakai narkoba. Narkoba harus kita lawan, godaan-godaan harus dilawan dengan aspek spiritualitas keagamaan. Itu sangat penting untuk menjaga diri kita dari bahaya narkoba.
Narkoba juga menyasar anak usia muda, bagaimana dengan peran orang tua?
Selain tindakan yang dilakukan pemerintah, kepada para orangtua saya meminta agar lebih ketat mengawasi anak-anaknya. Saya juga meminta bantuan para pemuka agama untuk terus memberikan penyadaran agar generasi penerus terhindar dari barang haram itu. Doa dari pemuka agama merupakan suatu pengawalan. Kita bisa yakin, kalau Tuhan akan menunjukan langkah kaki ke arah yang benar dengan menjauhi narkoba.
© Copyright 2024, All Rights Reserved