Pekerja Rumah Tangga (PRT), dulu disebut pembantu, kerap dipandang sebagai pekerja rendah kelas paling bawah. Padahal jasa mereka terus dicari dan dibutuhkan.
Tak semua PRT beruntung dengan mendapat majikan atau bos yang baik dan melindungi mereka, termasuk mencukupi dan menyejahterakan. Lebih banyak majikan yang semena-mena dan menindas mereka karena menganggap PRT tak akan bisa melawan.
Berkaca dari kasus-kasus kekerasan dan kesewenang-wenangan majikan yang sering terjadi, sejumlah PRT di Jakarta memutuskan untuk berserikat dalam organisasi bernama Serikat Pekerja Rumah Tangga (SPRT) Sapu Lidi.
Tak hanya sekadar organisasi, namun SPRT Sapu Lidi juga melakukan edukasi dan meningkatkan kapasitas PRT. Mereka diajarkan berbagai macam keterampilan untuk menunjang pekerjaan, juga dibekali kemampuan tentang hukum dan ham.
Oom Sumiyati, seorang PRT yang kerap bekerja untuk ekspatriat Jepang adalah salah satu Pendiri dan Penggerak organisasi SPRT Sapu Lidi.
Endah Lismartini dari politikindonesia.id mewawancarai Oom Sumiyati di sela-sela pekerjaan dan kesibukannya berorganisasi. Berikut petikan lengkap wawancaranya:
SPRT Sapu Lidi ini organisasi apa sebenarnya?
SPRT Sapu Lidi ini adalah organisasi yang mengorganisir para pekerja rumah tangga. Kalau zaman dulu namanya pembantu. Kalau sekarang kita sebutnya prt. Ini adalah wadah untuk seluruh prt yang bekerja di Indonesia maupun yang bekerja di luar negeri.
SPRT Sapu Lidi ini punya banyak kegiatan, mulai dari les bahasa Inggris, les komputer, belajar memasak, ada sekolah wawasan juga, kita juga bisa berjejaring, ada paralegal juga. Awal pendirian banyak yang bergabung dan banyak sekali kegiatan yang kita lakukan. Tapi setelah ada Covid-19 anggota terus berkurang. Dan setiap kegiatan sekolah yang hadir juga semakin sedikit. Sedangkan untuk penanganan kasus sekarang malah semakin banyak.
Apa saja kasusnya?
Ada PHK sepihak. Ada juga yang susah mencari pekerjaan. Juga banyak hal-hal lain.
Ini organisasinya se-Jakarta saja atau se-Indonesia?
Kalau SPRT Sapu Lidi ini ada di Jakarta saja. Tapi organisasi SPRT ada di 9 wilayah. Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Lampung, Jakarta, Tangerang. Tapi paling aktif di Semarang, Yogyakarta dan Jakarta. Total anggota ada sekitar 5000-an anggota. Masing-masing kota punya namanya sendiri. Seluruh organisasi ini membentuk induk besar, namanya Jala PRT.
Apa awal berdirinya organisasi ini?
Awalnya ada teman yang bekerja dengan ekspatriat, dia mengalami PHK sepihak, sementara dia tidak merasa bersalah. Dia bingung, mau mengadu ke siapa, mau minta perlindungan siapa. Awalnya dia diajak mengadu ke Jala PRT bertemu mbak Lita Anggraini. Dia lalu dibantu hingga berhasil mendapatkan hak-haknya. Sejak itu mulai terbentuk SPRT Sapu Lidi. Mulai dari 4 orang, 7 orang hingga terus bertambah banyak.
Kapan organisasi ini berdiri?
SPRT Sapu Lidi ini berdiri pada 13 Juni 2013. Kalau sekarang saya statusnya anggota biasa saja. Karena kalau berorganisasi secara penuh kan akan banyak menyita waktu. Karena sekarang saya sedang banyak pekerjaan, ya saya bekerja saja dulu. Tapi saya tetap membantu teman-teman dan masih bisa mengorganisasi teman-teman yang lain. Saya ajak mereka untuk aktif di organisasi karena manfaatnya banyak banget.
Ada filosofi khusus di balik nama Sapu Lidi?
Sapu Lidi itu kan salah satu alat kerja kami sebagai prt. Sapu Lidi itu juga menunjukkan, jika digabung dan diikat, dia menjadi kuat dan erat. Bisa menjadi alat kerja yang makin baik dan bisa punya kekuatan. Beda bila lidi dibiarkan sendirian, dia tidak punya kekuatan apa-apa.
Apa saja manfaat berorganisasi yang Anda dapatkan?
Banyak sekali. Yang tadinya enggak percaya diri buat bicara, sekarang pintar bicara. Yang sebelumnya enggak bisa negosiasi sama bos, sekarang pintar. Kalau sebelumnya enggak paham hukum, karena ada pelatihan paralegal sekarang jadi paham. Awalnya tidak paham hitung-hitungan koperasi, enggak paham mengurus organisasi, sekarang jadi bisa. Ada juga yang sekarang jadi pintar komputer, main media sosial, Ada juga pelajaran bahasa Inggris, yang bikin kita yang sebelumnya enggak bisa bahasa Inggris jadi lancar bahasa Inggrisnya.
Ikut organisasi ini berpengaruh enggak pada pekerjaan?
Berpengaruh. Karena enggak semua atasan mau menerima prt yang pintar. Ada juga yang menolak ketika tahu kami adalah prt yang berorganisasi. Ada juga yang menolak ketika tahu kami bisa berbahasa sesuai bahasa mereka. Karena mungkin ketika mereka sedang kumpul dengan teman-temannya, mereka enggak mau kita paham apa yang mereka omongkan. Tapi ada juga yang suka jika kita bisa berbahasa mereka. Itu untuk contoh bos yang ekspatriat. Kalau lokal saya kurang paham karena saya selalu bekerja dengan ekspatriat.
Tapi anggota SPRT ada yang bekerja dengan atasan yang lokal?
Banyak. Saya pernah bekerja dengan bos lokal sekitar 1,5 tahun. Awal-awal bagus dan pengertian. Jam kerja sesuai UU, tapi lama kelamaan molor. Awalnya hanya ngerjain rumah, akhirnya ikut ngurus kantor. Jadi campur aduk. Semua dikerjain. Kalau kerja sama ekspatriat, enggak seperti itu. Kalau tugasnya masak, ya hanya masak saja. Yang beberes rumah lain orang, yang serabutan juga lain orang. Kalau mengasuh anak ya mengasuh anak saja. Kalau ada tambahan lain, ya ditambahkan juga gajinya. Tapi hal seperti ini juga tergantung bosnya, enggak sama semua bos.
Pernah ditolak bos karena ikut organisasi?
Pernah, tapi saya prinsipnya, saya punya kemampuan, jadi pasti akan ada yang mau sama saya. Saya tinggal beritahu, saya bisa jadi nanny (pengasuh anak), saya juga bisa masak. Mereka kan tinggal pilih mau ambil saya untuk apa. Saya pernah dapat permintaan dari 8 ekspatriat untuk bekerja di rumah mereka.
Lalu apa yang disampaikan terkait jam kerja, jam istirahat, dan lain-lain?
Itu semua memang harus disampaikan di awal ketika interview. Sampaikan soal jam istirahat, berapa lama jam kerjanya, hak dan kewajiban, kapan kita libur, dan lain lain. Saya juga sampaikan sebagai Muslim, saya punya waktu untuk salat. Jadi sejak awal mereka sudah tahu, apa saja permintaan saya, apakah mereka bisa terima atau tidak, itu urusan mereka. Jadi sebaiknya memang semua prt harus bicara terbuka pada calon bos supaya jelas sejak awal.
Sejak awal Sapu Lidi berdiri sudah langsung bergabung ya?
Iya. Awalnya anggota biasa, lalu masuk dalam tim 10, lalu masuk tim paralegal, lalu jadi ketua. Sekarang kembali jadi anggota biasa.
Apa hal yang membuat Anda bertahan lama di organisasi ini?
Karena saya merasakan banyak sekali manfaatnya dengan bergabung dalam organisasi ini. Saya bisa menambah macam-macam ilmu dengan gratis, tambah pintar, juga jadi tahu hak-hak saya sebagai manusia.
Apa harapannya dari organisasi ini?
Kalau harapan pribadi, saya berharap semakin banyak prt yang mau bergabung dengan organisasi ini. Sebab bisa saling menguatkan, kalau ada masalah ada yang bantu selesaikan. Misalnya dapat bos yang enggak beres, bisa minta bantuan organisasi untuk selesaikan. Kalau harapan secara organisasi, saya berharap DPR bisa segera mengesahkan RUU PPRT, karena RUU itu penting untuk kami sebagai warga negara. Supaya kami bisa terlindung dan merasa aman bekerja. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved