Politisi PDIP yang juga Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana mengkritik pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia.
Sebelumnya, pameran berjudul Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan batal beberapa jam sebelum dibuka.
Pembatalan pameran dikarenakan tidak ada kesepakatan antara seniman dan kurator pameran. Lima dari 30 lukisan diminta diturunkan oleh kurator. Permintaan itu ditolak Seniman Lukis Yos Suprapto hingga berdampak batal pameran.
Menurut Bonnie, pembatalan pameran yang dilakukan Galeri Nasional yang notabene lembaga di bawah Kementerian Kebudayaan itu dapat menjadi preseden buruk bagi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Bonnie mengatakan, negara harus menjamin kebebasan berekspresi seniman.
"Sensor karya yang terjadi dalam pameran ini bisa jadi preseden buruk dalam pemerintahan Prabowo Subianto," kata Bonnie, Sabtu (21/12/2024).
Seharusnya pemerintah memberi ruang bagi para seniman dan masyarakat untuk berekspresi melalui seni alih-alih melakukan intervensi.
"Mestinya negara bisa memberi ruang pada masyarakat atau pelaku seni dan kepada kurator untuk bisa berdiskusi secara kritis dengan publik. Jadi jangan malah alergi dan intervensi," kata Bonnie.
Menurut Bonnie, apabila karya seni digunakan sebagai alat menyampaikan kritik maka itu merupakan hal yang wajar. Seni tak boleh dilihat dengan kacamata kuda.
Bonnie mengingatkan bagaimanapun karya seni merupakan medium untuk kritik sosial adalah hal yang lazim. Sebab seni itu multitafsir sehingga bahaya juga kalau dilihat hanya dari satu perspektif.
"Seniman memiliki otoritas dalam berkarya dengan temanya masing-masing dan itu tidak akan menimbulkan bencana politik apa-apa," kata Bonnie.
Pemerintah diharapkan tak ikut mengurusi ruang ekspresi publik. Kebebasan pendapat penting untuk memajukan demokrasi Indonesia.
"Biarkan ruang berekspresi dan kebebasan bicara menjadi milik publik dalam rangka pendewasaan bangsa Indonesia dalam berdemokrasi," kata Bonnie. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved