Viral di media sosial seorang anak berusia dua tahun dianiaya oleh jasa penitipan anak di daerah Depok, Jawa Barat. Menurut ibunya, korban dipukul, ditendang hingga jatuh, dan ditusuk.
Sang Bunda, RD, pun memutuskan untuk mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Surat laporan polisi terhadap pelaku pun juga beredar. Laporan ini dilayangkan orang tua korban ke Polres Metro Depok pada Senin (29/7/2024), dengan nomor laporan polisi LP/B/1530/VII/2024/SPKT/POLRES METRO DEPOK/POLDA METRO JAYA
Kepada wartawan di KPAI, RD menceritakan kronologi penganiayaan tersebut. Ia mengatakan bahwa pada Rabu pekan lalu (24/7/2024), ia mendapat laporan dari guru di sekolah sang anak bahwa ada tindak kekerasan yang dialami oleh anaknya. Ia menyebut pelakunya merupakan Ketua Yayasan dari daycare tersebut.
"Jadi, untuk kronologinya, sebenarnya kami dapat laporan dari guru di sekolah anak saya. Itu kami baru tahu hari Rabu kemarin tanggal 24 bahwa ada tindak kekerasan yang dialami oleh anak saya. Pelakunya adalah Ketua Yayasan dari Daycare tersebut," kata RD kepada wartawan di KPAI, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (31/7/2024).
RD kemudian memeriksa CCTV dan menemukan anaknya mendapat kekerasan berupa beberapa pukulan di tubuh. Tidak hanya itu, sang anak juga ditendang hingga jatuh, tersungkur, bahkan ditusuk di bagian punggung.
"Setelah kami cek, bahwa memang ada bukti CCTV-nya. Tanggal 10 Juni 2024, itu anak saya mendapatkan kekerasan berupa pemukulan di beberapa bagian tubuh, lalu ditendang perutnya sampai dia jatuh sampai dia tersungkur, lalu juga ada ditusuk di bagian punggung," jelasnya.
"Bukti itu cocok dengan bukti yang saya punya, yaitu foto memar-memar di badan anak saya setelah dia pulang dari daycare," ujarnya menambahkan.
Selanjutnya, ia meminta konfirmasi dari pihak daycare mengenai hal tersebut. Namun, pihak daycare membantahnya, bahkan dengan tegas mengatakan korban tidak jatuh, tidak diisengi teman, dan tidak terbentur.
Sejak awal RD tahu ada beberapa memar di tubuh anaknya, ia sudah meminta penjelasan ke pihak daycare. Namun mereka membantahnya.
"Setelah kami sebagai orang tua tahu bahwa anak saya memar di bagian tubuhnya, itu kami konfirmasi ke pihak daycare dan mereka menyanggah. Mereka bilang katanya anak saya itu enggak ada jatuh, enggak diisengin sama teman-temannya, enggak terbentur apa pun," ucapnya.
RD sempat berpikir positif dengan beranggapan bahwa memar korban karena tengah sakit demam saat itu. Lalu ia pun mengecek kesehatan korban ke dokter.
"Jadi, kami sebagai orang tua positif thinking bahwa itu memang anak saya memar itu karena sakit. Karena memang pada saat itu anak saya sedang demam. Jadi, kami bawa anak saya ke pihak dokter dan dokter melakukan screening sampai ke cek lab dan tes darah," tuturnya.
Tapi, pada Rabu (24/7/2024), guru-guru melaporkan kejadian tersebut dengan adanya bukti CCTV. Informasi dari para guru membuat RD tak terima dan segera membuat laporan atas kejadian tersebut ke polisi dan KPAI. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved