53 desa di wilayah Rembang, Jawa Tengah, mengalami kekeringan. Akibatnya, 29 ribu warga mengalami krisis air bersih.
Wilayah Kabupaten Rembang merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang tergolong daerah kering. Selama ini sebagian besar lahan pertanian Rembang mengandalkan air tadah hujan. Tapi musim kemarau panjang membuat cadangan air di 53 desa sekitar wilayah Rembang makin menipis.
Warga yang biasanya mengandalkan air sungai, sumur, atau embung untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari seperti mandi, masak, dan mencuci kini tidak bisa lagi melakukannya. Semua sumber air tersebut sudah kering. Bahkan untuk mencari air, warga perlu berjalan jauh.
Hingga saat ini, 53 desa tersebar di 13 kecamatan telah melapor ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sekaligus minta penyediaan (dropping) air bersih. Satu-satunya wilayah kecamatan yang belum melapor terkait kekeringan adalah Kecamatan Sluke.
Dari 14 kecamatan hanya Kecamatan Sale dan Kecamatan Pamotan yang terdapat pengairan teknik karena di sana ada sumber air cukup besar, yaitu sumber Mudal di Pamotan dan sumber Semen di Sale.
Pj Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Sri Kajarwati, membenarkan hingga saat ini sudah 53 desa mengajukan permohonan dilakukan dropping air bersih.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk secara bersama-sama mengatasi bencana kekeringan dengan melakukan dropping air bersih. Karena hanya mengandalkan dana dari Pemkab jelas tidak cukup," ujar Sri Kajarwati, dikutip Senin (23/9/2024).
Selain itu, Anjar menambahkan, sejumlah pihak juga telah ikut melakukan dropping air bersih ke desa-desa yang membutuhkan, di antarnya Baznas, BUMN, perbankan, Korpri, hingga ormas. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved