Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami beberapa kali erupsi pada Sabtu pagi (26/10/2024).
Tinggi letusan mencapai 300 meter hingga 600 meter di atas puncak. Menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto, erupsi terjadi sejak pukul 00:00 hingga 08:00 WIB. Letusan pertama pada pukul 00:09 WIB dengan visual letusan tidak teramati, setelah itu tercatat sebanyak sembilan kali erupsi pada gunung tersebut.
"Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.09 WIB, kemudian erupsi kembali terjadi pada pukul 00:47 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara," kata Liswanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/10/2024).
Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu kembali erupsi pada pukul 01:22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Berikutnya erupsi pada pukul 04:47 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau 3.976 mdpl. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Beberapa menit kemudian atau pukul 05:19 WIB, erupsi lagi dengan tinggi letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Selanjutnya letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak saat erupsi terjadi pada pukul 05:40 WIB dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Pukul 05:51 WIB, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu kembali erupsi dengan tinggi letusan teramati 300 m di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Erupsi terjadi kembali pukul 06:23 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik.
"Kemudian pukul 07:14 WIB tercatat mengalami erupsi kembali dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat," katanya.
Liswanto, yang juga Ahli Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Liswanto menegaskan, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved