Mantan Presiden Soeharto tak butuh apa-apa lagi, termasuk gelar pahlawan. Yang dibutuhkan hanyalah amalan saleh, untuk melapangkan jalannya di akhirat. Jadi, sekarang tergantung Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa, yang mempertimbangkan pengajuan 10 nama termasuk Pak Harto, untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno mengemukakan hal tersebut, semalam. Menurut mantan Panglima TNI ini, bagi orang yang telah tiada, sebenarnya bukan gelar yang dicari melainkan amalan.
"Pak Harto tidak butuh itu, Pak Harto amalnya ikhlas. Sekarang tergantung dari bangsa ini," ujar Try Sutrisno kepada pers, usai menghadiri acara Tahlilan 1.000 hari mengenang wafatnya mantan Presiden Soeharto di Masjid Agung At Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Kamis malam.
Try yang hadir ditemani sang istri mengatakan, terlepas dari pandangan negatif terhadap sosok penguasa masa orde baru itu, masih banyak catatan positif yang Soeharto miliki. Di mata Try, Soeharto orang yang gigih berjuang untuk kemakmuran bangsa ini. "Dari muda dia sudah berjuang serta merebut kemerdekaan kemudian mempertahankannya. Beliau menyelamatkan Pancasila dan banyak yang lainnya. Untuk itu saya sangat menghargai jasa-jasa beliau."
Soal maraknya kontroversi atas rencana pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto, Try menilai pemerintahlah yang berhak menilai layak atau tidaknya. Jenderal purnawirawan TNI ini hanya bisa berpesan agar semua pihak saling menghormati. Menurut dia, bangsa ini harus terlepas dari penyakit sirik, jahil dan fitnah. "Kita harus menghargai orang tua, tanpa orang tua kita tidak bisa seperti sekarang ini."
Kesalahan Soeharto di masa lampau menurut Try tidak perlu diungkit-ungkit lagi. Apalagi jika yang bersangkutan telah tiada. Sebagai orang Muslim, kata dia, Allah memerintakan agar kita kenang-kenanglah yang baik. "Kalau yang buruk kata orang Jawa bilang pendem jero."
© Copyright 2024, All Rights Reserved