Sepanjang Rabu (30/06) sejak pagi hingga malam harinya, empat gempa beruntun melanda tiga wilayah Indonesia. Mencermati perkembangan tersebut, Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief menggelar pertemuan mendadak dengan sejumlah pakar, pengamat gempa dan instansi terkait.
Andi mengatakan pertemuan mendadak ini untuk memantau perkembangan gempa yang terjadi secara beruntun di wilayah Indonesia. “Ada beberapa kajian statistik yang sedang kita pantau terkait gempa yang terjadi secara beruntun beberapa hari belakangan ini,”ungkap Andi kepada politikindonesia.com.
Dibeberkan Andi, sepanjang Rabu dari pagi hingga malam hari ini, telah terjadi beberapa kali gempa. Dipagi harinya, terjadi gempa berkekuatan 5,3 Skala Richter di Bengkulu. Menyusul kemudian pukul 17.54 terjadi gempa di kawasan Pariaman, Sumatera Barat yang berkekuatan 5,3 SR. Sejauh ini dilaporkan tidak ada kerusakan berarti dan potensi tsunami dari gempa ini.
Belum berhenti, pada 21.16 WIB, gempa susulan juga terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Kali ini tercatat kekuatannya 4,2 SR. Tepat 40 menit sesudahnya, kembali terjadi gempa di lokasi yang sama di Pariaman. Gempa kedua dilokasi yang sama ini terjadi pukul 21:56 WIB. Menurut laporan Centre Sismologique Euro-Mediterraneen, gempa berkekuatan 5,4 Skala Richter. Lokasi gempa berada di titik 0.76 Utara dan 99.79 Selatan. Kedalaman gempa mencapai 10 kilometer.
Andi memberi catatan khusus atas gempa yang terjadi di Sukabumi. “Meski kekuatannya 4,2 Skala Richter, tapi kedalaman gempa ini mencapai 131 kilometer. Ini perlu diwaspadai. Barusan, saya pantau terjadi lagi gempa di Padang. Ada dua versi kekuatannya. Ada yang 4,2 SR, ada juga yang 5,3 SR," kata Andi.
Dikemukakan Andi lebih jauh, pihaknya mewaspadai perkembangan situasi ini. Meski tidak berharap sesuatu yang buruk terjadi, tapi dia menegaskan secara statistik, potensi terjadinya gempa rambatan atau gempa yang lebih besar bisa saja terjadi di kawasan patahan gempa.
"Menurut beberapa pengamat gempa yang saya mintai pandangannya, kemungkinan terjadi gempa yang besar, sangat mungkin. Hanya saja, kita belum tahu lokasi gempanya ada di mana. Karena itu, malam ini kita terus memantau dan mencoba membuat analisa statistik," kata Andi.
Dikatakan Andi, early warning system yang dibuat oleh Staf Khusus Presiden, memiliki beberapa indikator. "Masing-masing indikator mempunyai dasar pijak. Nah, kita menganalisa dengan melakukan uji statistik dan fakta sejarah," kata Andi.
Hingga saat ini pertemuan yang membahas rentetan gempa ini masih berlangsung.
© Copyright 2024, All Rights Reserved