Siti Hediati Hariyadi termasuk dari sekian calon anggota legislatif perempuan yang berhasil lolos ke parlemen lewat Pemilu 9 April lalu. Putri Presiden RI kedua Soeharto tersebut, diusung oleh Partai Golkar dari daerah pemilihan (dapil) Daerah Istimewa Yogyakarta. Agaknya, slogan “Piye kabare? Isih penak jamanku to?” menjadi faktor penting yang mengantarkan perempuan yang akrab disapa Titiek Soeharto itu menjadi wakil rakyat.
Titiek mengaku bangga dan terharu karena masih banyak masyarakat yang mencintai almarhum ayahnya, Soeharto. Titiek berjanji akan melanjutkan perjuangan sang ayah, mewujudkan agenda bangsa Indonesia tinggal landas. Sebuah bangsa mandiri, berdaulat secara teritori, ekonomi, hukum, hankam dan sosial budaya yang ditopang oleh usaha pertanian yang kuat dan industri yang tangguh.
“Kita pernah mengalami kejayaan besar ketika Partai Golkar berkuasa. Selama 32 tahun, Indonesia benar-benar mengalami kejayaan. Semua serba murah, dari sembako (sembilan bahan pokok), bensin, dan kita bisa swasembada pangan," ujar Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai Golkar itu kepada politikindonesia.com, di Jakarta, Rabu (07/05).
Kepada Elva Setyaningrum, Perempuan kelahiran Semarang, 14 April 1959 berbicara panjang lebar tentang motivasinya masuk ke parlemen serta harapannya terhadap pemerintahan baru. Sarjana lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga punya pemikiran tentang pemimpin ideal untuk bangsa ini. Berikut petikan wawancaranya.
Apa alasan Anda maju menjadi wakil rakyat?
Wakil rakyat itu adalah amanah. Pencalonan saya dalam Pemilu 2014 ini karena dorongan dari berbagai kalangan yang masih mencintai Presiden Soeharto. Semangat dan keteladan Pak Harto-lah yang akan saya jaga ketika saya terpilih. Meskipun saat ini juga telah melakukan hal yang sama.
Memang dari keluarga besar, hanya saya yang maju mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Tapi ini merupakan indikasi dukungan penuh dari keluarga besar kami dan mereka mendoakan agar saya tetap amanah dan bisa memenuhi janji-janji saya saat kampanye.
Piye kabare? Isih penak jamanku to? Mengapa Anda menggunakan slogan itu dalam kampanye?
Slogan tersebut awalnya muncul sendiri dari kreatifitas masyarakat. Justru kami bangga dan terharu, ternyata masih banyak yang merindukan kepemimpinan Pak Harto. Jadi, slogan itu bukan buatan keluarga kami atau Golkar. Tapi slogan itu benar-benar lahir dan tumbuh murni dari masyarakat sendiri.
Sementara kehadiran saya di Golkar untuk mewakili saudara-saudara untuk berusaha mengembalikan zaman di era Soeharto. Bagi saya, kerinduan masyarakat pada era Soeharto itu wajar, karena zaman dulu dan zaman sekarang beda sekali. Dulu bapak rajin sekali blusukan untuk sekedar memberikan perhatian kepada rakyatnya.
Apa yang ingin Anda lakukan setelah terpilih menjadi wakil rakyat?
Tugas utama saya adalah saya ingin sekali mengembalikan program Pak Harto untuk memperjuangkan hidup para petani Indonesia dan ingin mengembalikan swasembada pangan, kedaulatan pangan di tangan rakyat. Sehingga tidak lagi tergantung kepada impor yang justru merugikan petani. Karena tanah pertanian kita sangat luas dan subur. Harus ada keberpihakan kepada rakyat agar kedaulatan pangan dapat diraih kembali.
Oleh karena itu, saya sudah mempersiapkan program-program kerja yang banyak terbilang berhasil dikerjakan dan sukses di zaman Pak Harto. Salah satu yang akan saya gagas nantinya adalah program-program mensejahterahkan petani, di antaranya subsidi dan pengadaan serta ketersediaan pupuk yang cukup buat petani.
Di DPR nanti, saya juga akan menghidupkan kembali Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa (Kelompencapir) petani dan nelayan. Selain itu, saya akan mendorong lebih banyak lagi kelompok-kelompok pembinaan petani dan nelayan. Juga memperbanyak peran dan jumlah para penyuluh lapangan bagi petani di Indonesia.
Mengapa Anda begitu tertarik dengan bidang petanian?
Karena saya prihatinan terhadap bidang pertanian yang saat ini makin marak barang impor di segala lini, terutama bahan pangan. Secara pribadi, saya menyayangkan kebijakan pemerintahan sesudah Pak Harto karena tidak berpihak kepada petani. Padahal negara kita ini adalah negara yang subur tanahnya, jadi mengapa bahan pangan harus diimpor.
Apa harapan Anda terhadap pemerintah baru?
Kepada pemerintahan baru, saya hanya meminta supaya semua program Pak Harto yang dianggap berhasil, sebaiknya digulirkan kembali. Jadi tak perlu mencoba-coba program baru lagi. Saya juga berharap pemerintah terpilih nanti dapat menjadi ajang mengembalikan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, yakni dengan menyelenggarakan pembangunan nasional dengan tujuan membangun kemandirian Indonesia disegala bidang. Meski memiliki kekayaan sumberdaya alam, posisi geografis, geoekonomis dan geopolitik yang strategis, saat ini NKRI nyatanya belum mampu menjadi negara yang mandiri karena memiliki ketergantungan sangat besar pada negara lain di semua bidang. Saya yakin kejayaan bangsa dan negara ini bisa dibangkitkan kembali. Karena sejarah membuktikan bangsa Indonesia memiliki kekuatan untuk mengungguli bangsa-bangsa lain disegala bidang.
Menurut Anda siapa pasangan Capres dan Cawapres yang ideal?
Pasangan Aburizal Bakrie dan Prabowo bisa menjadi pasangan Capres dan Cawapres ideal. Sebagai kader Golkar, saya lebih mendukung Ketua Umum untuk menjadi Presiden daripada Prabowo. Jadi sebagai orang Golkar, pastinya saya mau Golkar menang. Karena kedua bakal calon presiden dari partai yang berbeda ini, dulunya berasal dari partai yang sama, yaitu Partai Golkar. Jadi menurut saya wajar jika mereka maju bersama demi kepentingan Indonesia. Saya pun berharap masyarakat mau kembali memenangkan Golkar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 ini.
Bagaimana tanggapan Anda dengan pemerintahan saat ini?
Setelah Pak Harto lengser dari kursi presiden, reformasi yang saya anggap mampu meningkatkan kehidupan masyarakat untuk lebih baik lagi, malah memudar membawa kehidupan bangsa ini makin terpuruk. Reformasi hanya melahirkan kebebasan. namun pertumbuhan ekonomi justru menjadi tidak merata. Karena pada era pemerintahan Orde Baru, melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita) pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 9 persen, dimana pembangunan infrastruktur tumbuh dengan pesat. Indonesia bahkan menjadi pengekspor beras di Asia Tenggara. Sehingga bangsa ini disegani negara lain dalam hal kedaulatan pangan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved