Selama menjabat Vice President Corporate Communication, Government Relations and CSR di Total E&P Indonesie (TEPI), perusahaan Migas asal Perancis, kebijakan yang diterapkan Judith J. Navarro Dipodiputro banyak menguntungkan negara. Pasalnya, ia mampu mengefisiensikan anggaran keuangan perusahaan yang diajukan ke BP Migas (sekarang SKK Migas).
Demikian keterangan Iyan Nuryana, mantan karyawan TEPI yang bersaksi di Pengadilan Hubungan Industrial (PIH) Jakarta, dalam sidang lanjutan perselisihan pemutusan hubungan kerja yang diajukan oleh Total E&P Indonesie (TEPI) sebagai penggugat dan Judith sebagai tergugat, Senin (08/07). Sidang lanjutan ini adalah yang ke-15 kalinya digelar PHI.
Dalam kesaksiannya, Iyan mengetahui adanya reorganisasi terhadap posisi Judith sebagai Vice President Corporate Communication, Government Relations and CSR, pada Februari 2012. Ia mengetahui hal itu ketika mengirimkan surat dengan tembusan Judith sebagai Vice President Corporate Communication, Government Relations and CSR dilarang atasannya.
“Saya tidak tahu, kalau Ibu Judith sudah tidak menjabat lagi sebagai Vice President Corporate Communication, Government Relations and CSR. Saya tidak diberitahu penyebabnya dan hanya diberitahu ada hubungan yang tidak baik antara Judith dengan Presiden Direktur," ujar Iyan yang mengaku bekerja di TEPI sejak 07 November 2011 hingga 06 Juli 2012 itu.
Dihadapan Ketua Majelis Hakim, Dwi Sugiarto SH, Iyan mengaku ia mendengar perusahaan berencana melakukan reorganisasi yang baru efektif berlaku pada bulan April 2012. Sepengetahuannya, TEPI telah beberapa kali melakukan reorganisasi, dan tidak pernah sekalipun yang berujung pada pemecatan pekerja.
Selama bekerja di TEPI, Iyan mengaku mengetahui selama dirinya bekerja di TEPI hingga Juli 2012, Judith masih menerima gaji sebagai Vice President. Tapi, ia tidak mengetahui berapa jumlah gaji yang diterima itu.
Hal lain yang dikemukakan Iyan, selama menjabat Vice President, Judith selalu memotong anggaran keuangan TEPI yang akan diajukan ke BP Migas. “Ibu Judith memangkasnya hingga anggaran keuangan lebih efisien. Selama bekerja di TEPI, saya membantu 4 kegiatan dan program yang sudah disiapkan oleh Ibu Judith," tegasnya.
Iyan mengaku bingung apa yang menyebabkan jabatan Judith mengalami reorganisasi saat itu. Sepengetahuannya, Judith tidak pernah melakukan kesalahan. Bahkan, selama dirinya bekerja di TEPI, hubungan Judith dan pemerintah sangat baik. Begitu juga hubungan Judith dengan para karyawan.
“Misalnya, setiap ada karyawan yang berulangtahun, Ibu Judith selalu memberikan sesuatu dan ucapan selamat. Ia sangat memperhatikan karyawan. Jadi saya juga tidak pernah cari tahu, apakah Ibu Judith punya masalah atau tidak,” paparnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved