Pengamat dan Kritikus Politik Rocky Gerung menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kesempatan kerja semakin menipis.
Pernyataan itu dikatakan Jokowo menjelang akhir masa jabatannya. Rocky Gerung menilai pernyataan Jokowi bertolak belakang dengan klaim kerja pemerintahannya.
Rocky menilai Presiden Jokowi seperti mendekonstruksi klaim kinerja pemerintahannya sendiri, dengan menyebut kesempatan kerja menipis karena ketidakpastian kondisi ekonomi global.
"Ini yang namanya Fufufafa. Artinya, dia berkeluh kesah yang seharusnya kewajiban dia," kata Rocky Gerung dalam sebuah wawancara bersama jurnalis senior Hersubeno Arief, dalam siaran Youtube Forum News Network (FNN), dikutip, Jumat (20/9/2024).
Rocky mengatakan, tidak tepat jika Jokowi menyatakan lapangan pekerjaan sulit didapat ke depannya akibat kondisi ekonomi global. Sementara fakta yang didapat ketika Jokowi memerintah dua periode, masih terdapat pengangguran yang cukup banyak karena pertumbuhan ekonomi dalam negeri tidak bisa digenjot.
"Kita tahu bahwa Jokowi masih menganggap ekonomi bisa tumbuh hingga 10% di awal pemerintahannya. Itu artinya dalam rasio antara pertumbuhan dan lapangan kerja, 1% pertumbuhan ekonomi menghasilkan atau menyerap 400.000 tenaga kerja," jelas Rocky.
"Jadi 10% itu artinya ada 4 juta tenaga kerja yang terserap. Hal itu yang gagal dibuktikan oleh Jokowi," kata mantan dosen filsafat di Universitas Indonesia (UI) itu.
Rocky memandang Jokowi hanya melempar bola panas kepada pemerintahan selanjutnya (Prabowo), dengan menjadikan kondisi ekonomi global yang tidak menentu akan berefek kepada ketersediaan lapangan pekerjaan.
Jadi, kata Rocky, semua hal yang sebetulnya harus dilakukan Jokowi untuk memberi kesempatan kepada rakyat menikmati lapangan kerja selama 10 tahun ini, justru tidak dipenuhi Jokowi sendiri.
"Jadi untuk apa berkeluh kesah untuk hal yang memang tugas dia tuh," pungkas Rocky. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved