Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan, realisasi investasi proyek penanaman modal pada triwulan I (Januari-Maret) tahun 2014 mencapai Rp106,6 triliun. Angka ini meningkat 14,6% bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada tahun 2013 yang sebesar Rp93 triliun.
“Angka ini merupakan rekor tertinggi dan ketiga kalinya sejak triwulan III/2013 menembus angka Rp100 triliun,” kata Kepala BKPM Mahendra Siregar kepada pers di kantor BKPM Jakarta, Kamis (24/04).
Menurut Mahendra, realisasi investasi sebesar Rp106,6 triliun itu terdiri dari realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp34,6 triliun atau hampir mencapai setengahnya (48%), dan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang sebesar Rp72 triliun.
“Realisasi investasi PMDN pada periode triwulan I/2014 ini meningkat 25,9% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2013. Yakni dari nilai realisasi investasi Rp27,5 triliun pada periode triwulan I/2013 menjadi Rp34,6 triliun pada periode yang sama tahun 2014 ini,” urai Mahendra.
Adapun realisasi investasi PMA pada periode triwulan I/2014 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2013 juga meningkat sebesar 9,8% dari Rp65,5 triliun pada triwulan I/2013 lalu menjadi Rp72 triliun pada periode yang sama tahun 2014 ini.
Menurut Mahendra, kegiatan investasi di triwulan I/2014 ini tetap berlangsung dengan baik dan meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013, di tengah-tengah pelaksanaan Pemilihan Umum.
“Hal ini dapat diartikan bahwa kepercayaan investor terhadap stabilitas politik dan kualitas demokrasi Indonesia, semakin baik," ujar Mahendra.
JIka dirinci sesuai sektor usaha maka realisasi investasi PMDN di sektor listrik, gas dan air mencapai Rp11,3 triliun. Selanjutnya, investasi sektor industri makanan mencapai Rp4,8 triliun. Sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran mencapai Rp4,6 triliun. Sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi mencapai Rp3,1 triliun, serta sektor konstruksi sebesar Rp2,3 triliun.
"Apabila seluruh sektor industri digabung, maka terlihat bahwa industri memberikan kontribusi sebesar Rp11,1 triliun atau 32,1% dari total PMDN," kata Mahendra.
Adapun lima besar sektor usaha yang meraup investasi PMA terbesar adalah sektor pertambangan mencapai US$1,7 miliar, sektor industri makanan US$0,8 miliar, sektor industri alat angkutan dan transportasi lainnya US$0,6 miliar, sektor tanaman pangan dan perkebunan US$0,6 miliar, dan sektor industri kertas, barang dari kertas dan percetakan US$0,5 miliar.
"Apabila seluruh sektor industri digabung, maka sektor industri memberikan kontribusi sebesar US$3,5 miliar atau 50,9% dari total PMA," ungkap Mahendra.
Kemudian, dilihat dari sisi sebaran investasi, porsi realisasi investasi di Jawa lebih besar dibandingkan di luar Jawa. Dimana realisasi investasi di Jawa mencapai Rp62 triliun dan realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp44 triliun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved