Tiga artis yang diduga terlibat kasus video porno, tak sepenuhnya bisa berkelit, dengan mengatakan sebagai saksi korban. Bagi Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, baik pelaku, apalagi yang mengedarkan video dengan pemeran mirip Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari tetap salah dan harus dihukum.
"Ya, pokoknya yang membuat dan yang mengedarkan, tetap salah. Yang saya sesalkan, pertama tentu orang yang mengedarkan," kata politisi PAN itu kepada pers, di sela penutupan penjaringan calon Ketua KPK di Kantor Kementerian Hukum dan HAM Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (14/06) malam.
Meski begitu, Patrialis mengaku sangat prihatin dan kasihan dengan para pelaku video mesum tersebut. Pastinya, pihak keluarga mereka sangat terpukul. Padahal, belum pasti video yang beredar luas sejak pekan lalu itu, benar-benar penyanyi Ariel, pemain sinetron Luna Maya dan presenter Cut Tari.
"Mereka kan punya keluarga dan anak. Kita bisa merasakan bagaimana sangat sakitnya," katanya.
Patrialis yang mengaku belum melihat video beradegan intim itu, meminta pihak yang berwenang memastikan dulu keaslian video itu. Hal itu penting, agar tak terjadi salah penyebutan nama dan profesi seseorang.
"Ya, Saya belum lihat. Biar dipastikan dulu sama polisi betul atau tidak nama yang beredar. Kita sudah menyebut nama orang, belum lihat gambarnya. Susah obyektif dan memberi komentar. Kalau sudah dipastikan fotonya benar barulah boleh," ujar bekas anggota DPR ini.
Sudah Cemar
Setelah menghilang beberapa hari dan menghindar dari kejaran wartawan, Luna Maya dan Ariel Peterpan akhirnya melayani wawancara dengan tvOne. Seperti disiarkan Senin malam, baik Ariel maupun Luna menyesalkan gencarnya pemberitaan yang mengaitkan video seks tersebut, dengan keberaaan mereka.
Sambil terus berpegangan tangan untuk saling menguatkan Luna dan Maya menyatakan peredaran video porno dengan pemeran mirip Ariel dan Luna (serta Cut Tari) itu, pencemaran nama baik. Soalnya, media massa terus mengaitkan video itu dengan mereka. Padahal, belum ada bukti konkrit tentang keaslian video porno itu.
Tentang kebenaran pemeran itu mereka berdua atau bukan, baik Luna maupun Ariel tak mau menjawab terus terang. Bahkan ketika ditanya benarkah mereka menyangkal sebagai pelaku adegan itu saat ditanya petugas kepolisian, tak ada jawaban konkrit. Luna hanya menjawab: "Pokoknya, kami tidak seperti yang orang pikir."
Luna dan Ariel mengaku tak mau lebih banyak berbicara dan menyerahkan kasus yang menerpa mereka itu, kepada pengacara. Ketika mendatangi Bareskrim Polri, Jumat lalu, OC Kaligis, kuasa hukum Ariel-Luna juga tak mau memastikan apakah kedua kliennya atau bukan. Ia hanya mengatakan, Ariel dan Luna hanyalah korban kasus itu.
Ariel juga berkali-kali menyatakan, peredaran video yang mirip dirinya dan sang kekasih itu, upaya untuk pembunuhan karakter pribadinya. Ia memastikan, video itu sengaja disebarkan untuk menjatuhkan nama baiknya di jagat musik Tanah Air.
Soalnya, merebaknya kasus tersebut, hanya berselang sebulan dari jadwalnya untuk merilis album baru, setelah selama dua tahun vakum. Peluncuran albumnya itu juga direncanakan sekaligus sebagai ajang untuk mengumumkan nama baru grup bandnya.
Pihak Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI (Bareskrim Polri), sedang menangani kasus itu. Ariel dan Luna telah mendatangi Bareskrim, Jumat sore, meski belum ada pemeriksaan resmi. Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Zainuri Lubis mengatakan, keduanya belum siap diperiksa, seraya meminta dijadwalulang.
Cut Tari, ditemani sang suami baru mendatangi Bareskrim Polri, Senin pagi. Ia menjalani pemeriksaan karena salah satu dari tiga video yang sudah beredar luas di tengah masyarakat i tu, berisi perempuan mirip dirinya.
Pihak kepolisian, seperti diungkap Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Edward Aritonang, berjanji menuntaskan kasus itu secepatnya. Aparat Polri juga sudah bergerak di lapangan, untuk mencegah peredaran massal video yang hanya layak ditonton orang dewasa itu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved