Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto geram dengan sikap Uni Eropa yang tak kunjung menyelesaikan perjanjian kerja sama ekonomi perdagangan dan investasi Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA).
Ekspresi kekecewaan Airlangga terhadap Uni Eropa ditunjukkan saat diwawancarai pasca pertemuan bilateral di Berlin Jerman, pada 6 Mei 2024 lalu.
Awalnya, Menko Airlangga ditanya seorang perempuan mengenai posisi Indonesia dalam membangun kerja sama dengan negara-negara tetangga.
"Jadi apakah anda tertekan untuk memilih antara Eropa, AS, dan Tiongkok? Atau bisakah ada strategi pemerataan jarak untuk Indonesia pada tahun-tahun mendatang?" kata perempuan yang dikutip melalui postingan akun Instagram Golkar Indonesia, pada Sabtu (18/5/2024).
Airlangga menyampaikan keluh kesahnya melakukan perundingan dengan Uni Eropa, untuk mengkonkretkan kerja sama perdagangan dan investasi.
"Menurut saya, untuk Indonesia itu sangat sederhana. Kami tidak ingin menunggu terlalu lama. Di Eropa kami sudah terlalu lama. Kami menegosiasikan CEPA Indonesia-Uni Eropa. Kami bersedia dan bersemangat. Tapi itu membutuhkan waktu 7 tahun, (dan) belum selesai. Dan (telah melalui) 18 putaran negosiasi," jawabnya Ketua Umum Partai Golkar itu dengan nada tegas.
Tak sampai di situ, Airlangga juga memastikan Indonesia telah bersepakat dengan Amerika Serikat (AS) untuk bekerjasama perdagangan dan investasi.
Dari fakta itu, Airlangga lantas menyindir kembali Uni Eropa yang tak kunjung menyepakati kerja sama Indonesia-Uni Eropa.
"Kami tahu cara bernegosiasi, kami memahami praktik terbaik, kami bahkan menandatangani kerangka ekonomi indo-pasifik dengan AS pada 6 Juni. Tapi kapan saya bisa menandatangani IEU CEPA? Saya kira hanya Tuhan yang tahu," kata Airlangga dengan nada menyindir sembari tertawa.
Di video yang sama, terdapat suara seorang laki-laki yang juga bertanya kepada Airlangga mengenai sikap Indonesia terhadap Eropa di masa sekarang ini.
"Indonesia tidak membutuhkan Eropa lagi?" tanya seorang lelaki tegas.
Airlangga pun tidak gentar dengan pertanyaan yang terdengar menggertak tersebut. Karena, dia menegaskan permintaan Indonesia kepada Uni Eropa adalah dalam hal kerja sama perdagangan dan investasi yang adil.
"Kami hanya bilang, Eropa tidak memperlakukan Indonesia sama seperti mereka memperlakukan Vietnam dan Thailand. Kami hanya ingin mendapat perlakuan yang setara," urainya menjawab.
"Menurut anda mengapa demikian? Karena posisinya yang kuat di daerah tertentu?" Airlangga kembali dicecar dengan satu pertanyaan dari seorang perempuan.
"Saya pikir karena saya tidak tahu. Anda harus memberitahu kami untuk melihat apa yang terjadi," jawab Airlangga.
Sebelum berakhir, Airlangga menyampaikan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang intinya sama-sama menolak negosiasi yang lambat dalam perundingan kerja sama.
Menurut Airlangga, Presiden Joko Widodo pernah mengatakan pada pertemuan dengan Uni Eropa di Brussels dua tahun lalu, bahwa hal-hal tersebut tidak dapat diterima. Bahkan saat Kanselir Scholz membuka Hannover Messe dua minggu lalu.
"Dia juga menyebutkan bahwa mari kita Eropa yang memutuskan dalam berurusan dengan negara-negara ASEAN. Dan jangka waktu yang panjang itu, menurut Kanselir tidak dapat diterima," pungkas Airlangga. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved