Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela meninggal dunia, Kamis (05/12) malam waktu setempat. Mandela telah meninggal dunia pada pukul 20.50 malam waktu setempat di kediamannya di Johannesburg dengan dikelilingi keluarga. Tokoh berusia 95 tahun itu telah menjalani perawatan karena infeksi paru-paru selama 3 bulan belakangan.
Dalam pengumuman resmi yang disiarkan oleh Stasiun TV Nasional, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, mengatakan Mandela “pergi dengan damai”. “Negara kami kehilangan putra terbaiknya. Dia kini sudah beristirahat. Dia sudah dalam kedamaian," kata Zuma.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian ini sudah menjadi salah satu ikon dunia dan pernah dipenjara selama 27 tahun di bawah rezim aparteid Afrika Selatan. Sejak tahun 2004, Mandela sudah jarang mengikuti kegiatan masyarakat umum walau sempat muncul saat Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
“Yang membuat Nelson Mandela agung adalah sejatinya yang membuat dia sebagai manusia. Kita melihat dalam dirinya apa yang kita lihat di dalam diri kita," tambah Zuma.
"Rekan setanah air Afrika Selatan, Nelson Mandela membawa kita bersama dan kebersamaan yang membuat kita mengucapkan perpisahan."
Selama 3 tahun terakhir Mandela sudah menjalani perawatan dan dalam 6 bulan terakhir kondisinya sempat menjadi kritis. “Mandela akan menjalani upacara pemakaman kenegaraan dan bendera Afrika Selatan akan dikibarkan setengah tiang,” ujar Zuma.
Kepergian pria bernama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela itu menyisakan duka tak hanya bagi penduduk Afrika Selatan, namun juga dunia. Dia adalah inspirasi nyata sebuah perjuangan hidup melawan ketidakadilan. Kisah hidupnya layak dijadikan acuan.
Perjuangan Mandela itu berawal ketika bergabung dengan African National Congress (Kongres Nasional Afrika) pada tahun 1942. Dia membuat gerakan kongres Nasional Afrika Liga Pemuda. Tujuannya adalah untuk mengubah ANC menjadi gerakan akar rumput massa, kekuatan yang berasal dari petani pedesaan dan pekerja yang tidak memiliki suara.
Pada tahun 1949, ANC resmi mengadopsi metode Liga Pemuda tentang pemboikotan, pemogokan, dan pembangkangan sipil non-kooperasi, dengan tujuan kebijakan kewarganegaraan penuh, redistribusi tanah, hak serikat buruh, dan pendidikan gratis dan wajib untuk semua anak.
Selama 20 tahun, pria yang lahir pada 18 Juli 1918 di Mveso ini, mengarahkan tindakan pembangkangan terhadap kebijakan rasis pemerintah Afsel tanpa kekerasan. Lalu bersama rekannya, Oliver Tambo, dia mendirikan firma hukum Mandela dan Tambo. Mereka menyediakan penasihat hukum gratis dan murah untuk mewakili kaum kulit hitam.
Namun karena aksinya juga dia sempat masuk penjara. Pada tahun 1956, dia didakwa dengan tuduhan melakukan sabotase dan bersekongkol menggulingkan pemerintahan dan dijatuhi hukuman 5 tahun penjara.
Kemudian, pada tahun 1963, ia dibawa ke pengadilan lagi bersama 10 pemimpin ANC lainnya dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup untuk pelanggaran politik, termasuk sabotase.
Selama dipenjarakan di Pulau Robben, ia menderita tuberkulosis dan sebagai tahanan politik kulit hitam, ia mendapatkan perawatan tingkat terendah dari pekerja tahanan.
Pada tahun 1990, situasi politik di Afsel cenderung membaik. Partai ANC tak lagi dilarang dan Mandela dibebaskan. 4 tahun kemudian, digelarlah pemilu yang membuat Mandela terpilih jadi Presiden.
Selama memimpin, dia fokus pada penghapusan pengaruh apartheid dengan memberantas rasisme, kemiskinan dan kesenjangan, dan mendorong rekonsiliasi rasial.
Pria yang dikenal dengan nama Madiba ini adalah simbol perdamaian dunia. Dia pernah mendapat Nobel Perdamaian pada tahun 1993 dan menerima lebih dari 250 penghargaan atas perjuangannya melawan apartheid atau diskriminasi kulit hitam di Afsel.
© Copyright 2024, All Rights Reserved