Hujan yang kerap melanda berbagai daerah di Indonesia saat Tahun Baru Imlek lebih terkait dengan jadwal musim hujan, terutama bagian barat Indonesia.
Selama ini, kepercayaan masyarakat Tionghoa menyebut hujan di Hari Raya Imlek adalah sebuah hoki menjadi penanda kemakmuran di sepanjang tahun.
Pakar Feng Shui, Yulius Fang, menjelaskan, setiap hujan di awal tahun (baru China) diartikan sebagai sinyal ekonomi bagus di tahun tersebut.
Menurut Yulius, hal ini terkait dengan sejarah ribuan tahun masyarakat China yang mayoritasnya petani. Tahun Baru Imlek merupakan awal musim semi. Momen ini menjadi saat petani bersyukur karena mampu melalui musim dingin.
"Bagi kaum petani, jika hujan turun maka tandanya kemakmuran panen bisa didapat setahun ke depan," jelas Yulius.
Sementara itu, Ketua Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala Putra, mengatakan, Imlek yang jatuh pada Februari bertepatan dengan salah satu momen puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia.
"Kenapa pada saat Imlek terus hujan. Imlek kapan? Februari. Kalau case di Indonesia, (Februari) itu musim hujan," kata Agie.
Agie menyebut memang ada kaitan momen Imlek dengan periode aktifnya sejumlah fenomena atmosfer yang mendukung turunnya hujan di Indonesia.
"Memang ada konektivitas, secara langsung, enggak langsung, tapi ketika periode saat ini memang kebetulan Monsun Asia aktif, gelombang tropisnya aktif. Ini memang periode hujan dengan massa air besar," jelas Agie.
Ada pun, untuk Imlek tahun ini, Sabtu (10/2/2023), BMKG memprediksi potensi hujan sedang hingga lebat di sejumlah wilayah.
Khusus Jabodetabek, hujan diprediksi mengguyur Kabupaten Bogor dan Kota Bogor pada saat siang hingga sore di hari Imlek.
Sementara, wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi diprakirakan diguyur hujan ringan pada siang hingga sore hari.
Deputi Bidang meteorologi BMKG, Guswanto, menyatakan, beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia pada periode ini.
Pertama, Aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi pembentukan hujan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.
Kedua, masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur turut memicu pembentukan awan hujan.
Ketiga, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatera, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.[]
© Copyright 2024, All Rights Reserved