Otoritas peradilan Prancis mengambil keputusan untuk memperpanjang masa penahanan CEO Telegram Pavel Durov. Keputusan memperpanjang masa tahanan Pavel Durov disampaikan pada Minggu malam waktu setempat (25/8/2024).
Melansir dari AFP, Senin (26/8/2024), menurut sumber yang mengetahui penangkapan tersebut, Durov akan menghadapi penahanan dan pemeriksaan yang berlangsung hingga 96 jam.
"Ketika fase penahanan ini berakhir, hakim kemudian dapat memutuskan untuk membebaskannya atau mengajukan tuntutan dan menahannya dalam tahanan lebih lanjut," ungkap sumber tersebut.
Durov ditangkap pada Sabtu malam (24/8/2024) di bandara Le Bourget, Prancis. Saat itu ia sedang transit dari Baku, Azerbaijan. Durov berada di bandara tersebut untuk makan malam bersama seorang pengawal dan asisten pribadinya.
Penangkapan Durov dilakukan atas perintah dari OFMIN Prancis, sebuah kantor yang bertugas mencegah kekerasan terhadap anak di bawah umur. Surat perintah penangkapan untuk Durov dikeluarkan dalam rangka penyelidikan awal atas dugaan pelanggaran termasuk penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, kejahatan terorganisasi, dan promosi terorisme yang berkaitan dengan platform Telegram.
Durov dituduh gagal mengambil tindakan untuk mengekang penggunaan Telegram dalam aktivitas kriminal.
Durov mendirikan Telegram pada tahun 2013 setelah proyek pertamanya, jejaring sosial Rusia VKontakte (VK), mengalami kesulitan kepemilikan yang ia salahkan pada Kremlin.
Telegram menjadi sangat populer sebagian karena kemudahan menonton dan mengunggah video di saluran perpesanannya.
Namun, para kritikus menuduhnya sering kali menjadi tuan rumah konten ilegal mulai dari citra seksual yang ekstrem, disinformasi, dan juga layanan untuk membeli narkoba.
Kedutaan Besar Rusia di Paris mengajukan bantuan kekonsuleran untuk Durov, tetapi tidak digubris oleh pihak Prancis. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved