DARI hari ke hari sejak 14 hari lalu, semakin tampak jelas terang-benderang pemilik akun Kaskus Fufufafa merujuk pada nama Gibran Rakabuming Raka yang tak lain dan tak bukan adalah Wapres terpilih pendamping Presiden Prabowo Subianto yang akan dilantik pada 20 Oktober 2024.
Secara "kepala dingin" dan juga mungkin dengan "berdarah dingin" atas nama konstitusi, masalah akun Fufufafa itu bisa diabaikan dengan risiko menekan perasaan para tokoh yang terdeteksi dihujat di dalamnya.
Belum lagi meningkatnya sinisme dan kemarahan publik sebagai cermin moralitas perasaan rakyat bila dipimpin oleh sosok dengan karakter Fufufafa.
Mau dibersihkan dan diputihkan dengan apapun tampaknya sudah terlalu sulit. Mustahil bahkan dapat menjadi catatan kelam rakyat Indonesia pada titik akumulasinya kelak. Akan menjadi benih persoalan pelik moralitas pemerintahan baru yang akan datang.
Memang sementara ini masih terbatas pada dunia media sosial, pemerhati, pakar politik, ahli telematika dan pecinta negeri, termasuk mereka yang berada dalam deretan nama di dalamnya.
Presiden terpilih Prabowo Subianto sendiri dikabarkan tak ambil pusing urusan Fufufafa ini. Namun tentunya harus membaca perasaan rakyat dan pendukungnya juga.
Selain pengaruh Gibran atas kemenangan Prabowo juga tak signifikan kontribusinya, konten-konten di akun Fufufafa ini sungguh mencederai alam kebatinan penyayang dan pembela Prabowo Subianto yang tulus ikhlas totalitas tanpa pamrih sejauh ini.
Oleh karena itu sebagai seorang yang akan berlaku sebagai negarawan, apalagi masih terbilang usia muda, kiranya diperlukan keberanian besar seorang kesatria Indonesia sejati dari Gibran Rakabuming sendiri untuk menuntaskan keterkaitan dirinya dengan akun Fufufafa ini.
Kemudian suatu tindakan konstitusi diperlukan untuk menyelesaikan secara kenegaraan baik lewat pengunduran diri secara terhormat maupun mekanisme lainnya yang dibenarkan dan sah secara konstitusi.
Para ahli tata negara dapat merumuskan hal ini demi kepentingan kehormatan Negara semata-mata.
Adalah teramat berat bila pemimpin tertinggi kedua sebuah pemerintahan terlibat sebuah skandal meskipun tidak terbukti dalam fakta realita.
Tetapi beberapa postingan di akun Fufufafa menunjukan semacam "skandal seks" secara imajiner yang bersangkutan. Belum lagi narasi-narasi vulgar lainnya.
Meskipun Gibran asli telah membantahnya secara langsung, namun Gibran perlu membantu dengan kemampuan dan fasilitasnya membongkar Gibran palsu itu (bila memang demikian), dan menyeretnya ke depan Pengadilan, dikecualikan tidak demikian adanya.
Sehingga memang jelas terkait Fufufafa ini hanya Gibran yang dapat menuntaskannya.
Karena secara langsung atau tidak telah menanam ketidaknyamanan dan sangat tidak sehat serta kemungkinan menimbulkan sinisme bahkan sikap antipati secara moralitas sebagai resiko yang sesungguhnya tidak perlu ada dalam tim Kepresidenan Prabowo Subianto pada saatnya nanti.
*Penulis adalah Pemerhati Sosial Politik
© Copyright 2024, All Rights Reserved