Membiasakan pola hidup yang sehat penting dilakukan sejak dini. Generasi muda merupakan agen perubahan dalam membentuk kebiasaan sehat di lingkungan sekolah dan rumah. Komunitas dokter kecil di beberapa negara terbukti dapat menjadi agen perubah dalam menggerakkan budaya hidup sehat di komunitas sekelilingnya.
Itulah yang mendasari PT Unilever Indonesia Tbk melalui brand sabun kesehatan miliknya kembali menggelar Dokter Cilik Award 2012. Kali ini, Unilever bermintra dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Sinergi strategis ini akan menjadikan program usaha kesehatan sekolah (UKS) dan dokter kecil lebih terarah untuk menjadikan anak usia dini sebagai agen perubahan pola hidup yang lebih sehat. “Nantinya para dokter kecil akan menjadi agen perubahan Gerakan 21 Hari untuk mensosialisasikan kebiasaan sehat kepada teman-temannya dan keluarga,” ujar Vice President Personal Care PT Unilever Indonesia, Debora Sadrach kepada politikindonesia.com, Senin (26/03).
Berbincang usai peluncuran program Dokter Kecil Award 2012 di Balai Kartini, Jakarta itu, Debora mengatakan, pihaknya aktif membina program dokter kecil sejak tahun 2007 dengan menggelar pelatihan kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada guru-guru sekolah dasar (SD) agar para guru menghidupkan kembali program dokter kecil di sekolahnya. "Saat ini jumlah dokter kecil yang sudahkami bina mencapai 35.250 orang yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia," terang perempuan wanita yang akrab dengan sapaan Deby tersebut.
Perempuan kelahiran 18 Januari 1962 ini menyebut, komunitas dokter kecil ini, menurut laporan UNICEF, di beberapa negara terbukti sukses menjadi agen perubah dalam menggerakkan budaya hidup sehat di komunitas sekelilingnya. Sedangkan di Indonesia, dari beberapa sekolah yang menjadi sekolah binaan dokter kecil telah memberikan hasil nyata dalam kesehatan.
Misalnya, di Jawa Timur menunjukan peningkatan PHBS sehingga berhasil menurunkan level absensi hingga 11 persen dan hasil penelitian di Yogyakarta menurunkan tingkat penyakit diare di sekolah sampai 32 persen.
Kepada Elva Setyaningrum dari politikindonesia.com, wanita lulusan Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, memaparkan tentang seluk beluk program dokter kecil ini. Berikut hasil wawancaranya!
Bisa diterangkan, seperti apa program dokter kecil award ini?
Program dokter cilik award tahun ini, kami memperluas jangkauan menjadi 33 provinsi. Kegiatan tersebut akan berlangsung mulai April-Juli 2012. Untuk tahap seleksi ditingkat kabupaten/kota dan provinsi dilakukan pada April-Juni 2012. Sedangkan, Grand Final akan diadakan di Jakarta pada Juli 2012 mendatang. Dalam kegiatan ini, masing-masing lembaga kemitraan tadi memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitas strateginya
Siapa yang menjadi dokter kecil?
Dokter Kecil adalah siswa sekolah dasar yang memenuhi kriteria dan telah dilatih untuk melaksanakan usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, dan lingkungannya.
Apa alasan digagasnya program ini?
Dokter Kecil merupakan bagian dari usaha kesehatan sekolah (UKS). Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat peserta didik yang berada di SD dan Madrasah Ibtidaiyah.
Selain itu, Dokter Kecil juga sebagai upaya strategis meningkatkan derajat kesehatan siswa melalui pendekatan kelompok teman sebaya. Caranya, dengan mempersiapkan para siswa menjadi penggerak hidup bersih dan sehat, baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat sekitarnya.
Apa itu Dokter Kecil Award?
Ajang pemberian motivasi dan apresiasi kepada para Dokter Kecil untuk menjadi agen perubahan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Mereka juga akan berkompetisi dari tingkat kabupaten/kota kemudian provinsi dan akhirnya nasional untuk menjadi Dokter Kecil Teladan tingkat Nasional memperebutkan Piala Ibu Negara Ani Yudhoyono. Pada tahun ini program tersebut digelar di 33 provinsi.
Bagaimana pihak anda menjaring para calon dokter cilik ini?
Semua SD yang memiliki kegiatan UKS dan Dokter Kecil, dapat mengikutkan satu perwakilan Dokter Kecilnya mengikuti seleksi Dokter Kecil Award 2012. Kepala sekolah/guru UKS dapat mendaftarkan satu perwakilan Dokter Kecil kepada Tim Penggerak UKS setempat, atau radio lokal yang kami tunjuk untuk menerima pendaftaran.
Seperti apa bentuk kompetisi yang digelar?
Seleksi Dokter Kecil di masing-masing tingkat digelar dengan serangkaian kegiatan yang bersifat edukatif dan fun, yakni tes Tertulis mengenai materi Dokter Kecil, lomba Mading, lomba Puzzle Gizi, Lomba Rally Dokcil, Lomba P3K. Selain itu, juga digelar pentas seni dari para dokter kecil seperti gerak dan tari tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS). Metode CTPS juga diterapkan berupa Gerakan 21 Hari (G21H) yakni gerakan untuk melakukan kebiasaan sehat minimal di 5 saat penting (mandi menggunakan sabun, CTPS sebelum makan pagi, CTPS sebelum makan siang dan CTPS sebelum makan malam, dan CTPS setelah dari toilet) selama 21 hari berturut-turut tanpa putus, agar menjadi perilaku sehat setiap harinya.
Apa tujuan diadakan lomba dokter kecil ini?
Lomba ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal itu ditentukan oleh 4 hal, yaitu prilaku, lingkungan, genetik dan kesehatan. Dengan adanya lomba ini, kita bisa memperbaiki derajat kesehatan hingga 70 persen. Sementara itu, tujuan utamanya adalah untuk menggairahkan kembali program dokter kecil di sekolah-sekolah dan meningkatnya partisipasi siswa dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Program ini merupakan ajang penghargaan untuk memotivasi para dokter kecil menjadi agen perubahan. Para dokter kecil ini diharapkan bisa mengajak teman-temannya dan memberikan contoh PHBS.
Ini bukan program baru, bagaimana hasil dari kegiatan dokter kecil selama ini?
Menurut laporan UNICEF menunjukkan komunitas dokter kecil di beberapa negara terbukti dapat menjadi agen perubah dalam menggerakkan budaya hidup sehat di komunitas sekelilingnya. Sedangkan di Indonesia sendiri, dari beberapa sekolah yang menjadi sekolah binaan dokter kecil telah memberikan hasil nyata dalam kesehatan. Misalnya, di Jawa Timur menunjukan peningkatan PHBS sehingga berhasil menurunkan level absensi hingga 11 persen dan hasil penelitian di Yogyakarta menurunkan tingkat penyakit diare di sekolah sampai 32 persen.
Bagaimana kerjasama dengan lembaga terkait untuk program ini?
Mengatasi masalah kesehatan, memang harus berkerjasama dari semua pihak, karena dibutuhkan penanganan bersama. Semua pihak bisa berperan sesuai porsinya masing-masing. Demikian pula dengan program dokter kecil ini.
Untuk Kementerian Kesehatan, tugasnya mengerakan Puskesmas untuk aktif melatih dan membina dokter kecil dan UKS di sekolah-sekolah. Selain itu, memperkaya materi sebagai pedoman dokter kecil dengan membekali buku yang berisi tips cara mencengah berbagai masalah kesehatan.
Sedangkan Kemendikbud, tugasnya mendorong sekolah-sekolah untuk menghidupkan kembali dokter kecil dan UKS serta mengajak sekolah-sekolah untuk mengikuti lomba dokter kecil ini. Sementara, kami sebagai pihak swasta yang peduli dengan kesehatan, melakukan edukasi dan sosialisasi PHBS.
Dan, tugas IDI selain melakukan seleksi dokter kecil ditingkat provinsi, IDI juga memberikan materi lomba untuk menciptakan agen perubahan PHBS yang bermutu dan bisa diandalkan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved