Sebuah cincin logam raksasa yang diduga sebagai puing dari luar angkasa jatuh di Desa Mukuku di Kenya selatan pada Senin (30/12/2024) sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Ketika ditemukan oleh warga, cincin itu berwarna merah dan panas. Pejabat Badan Antariksa Kenya (KSA) bergegas ke tempat kejadian dan, bekerja sama dengan tim multi-lembaga juga otoritas lokal mengamankan area tersebut serta mengambil puing-puing tersebut.
Menurut Badan Antariksa Kenya (KSA), benda itu diduga sebagai bagian dari roket. Badan antariksa tersebut kemudian langsung mengamankan area dan mengambil puing-puingnya.
"Badan tersebut ingin mengklarifikasi bahwa objek tersebut, adalah sebuah cincin logam berdiameter 2,5 meter dengan berat sekitar 500 kg adalah pecahan dari sebuah objek antariksa," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan yang diberitakan oleh The Independent pada Jumat (3/1/2025).
"Penilaian awal menunjukkan bahwa objek yang jatuh adalah cincin pemisah dari wahana peluncur," imbuh mereka.
KSA lalu menjelaskan, puing-puing roket dirancang untuk terbakar saat memasuki kembali atmosfer bumi atau jatuh di atas area yang tidak berpenghuni seperti lautan.
"Ada banyak potongan puing di luar angkasa dan seseorang tidak dapat 100 persen yakin yang mana yang akan jatuh," kata badan tersebut.
"Namun, sebagian besar puing terbakar di atmosfer, dan insiden seperti ini sangat jarang terjadi," demikian penjelasan tertulis KSA.
Sampah antariksa merupakan masalah yang terus berkembang, dan meskipun ini mungkin merupakan kasus yang terisolasi, ancamannya nyata. Beberapa potongan sampah antariksa sebesar mobil atau bahkan bus, dan jika jatuh, dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap properti dan kehidupan manusia.
Pengamat antariksa Jonathan McDowell, yang melacak pergerakan roket, mengatakan badan Kenya dapat “keliru” tentang sumber puing-puing tersebut. Ia juga meminta setiap orang perlu menyadari hal ini dan melaporkan segala hal yang mencurigakan kepada otoritas setempat.
Ia menekankan, puing-puing itu tidak mungkin berasal dari pendorong roket pesawat ulang-alik.
"Sama sekali tidak mungkin. SRB tidak pernah mencapai orbit dan tidak pernah mengudara sejak 2011," kata peneliti dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics di media sosial, dikutip Minggu (5/1/2025).
"Saya tidak yakin itu dari pesawat terbang. Tidak melihat bukti nyata adanya pemanasan masuk kembali," kata astrofisikawan itu kepada Inside Outer Space. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved