Para peneliti asal China memprediksi potensi kepunahan bumi jika terjadi bencana seperti yang dialami 250 juta tahun lalu.
Para peneliti ini mengingatkan potensi terjadinya Mega El Nino yang bisa menyebabkan peristiwa Great Dying atau kepunahan massal yang menghapus lebih dari 90% kehidupan di planet ini.
Peristiwa ini mengakhiri periode geologi Permian dan tercatat sebagai yang paling mematikan di antara lima kepunahan besar yang pernah terjadi. Great Dying yang terjadi akibat Mega El Nino jauh lebih parah dibandingkan peristiwa asteroid yang memusnahkan dinosaurus.
Teori yang paling diterima sebelumnya menyebut bahwa peristiwa vulkanik besar di wilayah yang dikenal sebagai Perangkap Siberia, yang sekarang terletak di Rusia, adalah penyebab utama dari kepunahan ini. Aktivitas vulkanik tersebut menghasilkan emisi karbon dioksida dalam jumlah besar, yang menyebabkan kenaikan suhu global, hujan asam, serta pengasaman lautan.
Para peneliti yang dipimpin Ahli Geologi Universitas Geosains Tiongkok, Yadong Sun, membuat simulasi ganasnya bencana 250 juta tahun lalu tersebut.
Simulasi dimulai dari letusan gunung raksasa di wilayah yang kini dikenal dengan Siberia. Letusan ini melenyapkan hampir seluruh spesies di darat maupun laut.
Saat melakukan simulasi itu, para ahli melihat bagaimana pasang surut air laut yang dibandingkan dengan kondisi atmosfer saat ini. Mereka menemukan terjadi pergeseran zona serupa pada suhu permukaan laut yang tercermin dalam sirkulasi Walker saat ini.
Misalnya, suhu di Samudera Pasifik mengirim udara yang hangat dan lembap ke arah timur menuju Amerika Serikat. Sementara hawa kering justru menuju barat, dampaknya Indonesia dan Australia mengalami kekeringan.
"Peristiwa El Nino ini bermasalah, meski hanya berlangsung selama satu tahun atau dua tahun," demikian dituliskan dalam laporan yang dipublish Science Alert, dikutip Senin (16/9/2024).
Dalam simulasi itu, Sun yakin jika hal serupa bisa saja terjadi dalam waktu dekat. Misalnya, saat ini juga terjadi perubahan cuaca yang tidak menentu. Bahkan banjir dan kekeringan juga telah melanda sejumlah wilayah di waktu-waktu yang tidak bisa diprediksi.
"Perubahan yang sebanding dengan akhir Permian (perideo geologi saat terjadi Great Dying) dapat menyebabkan Mega El Nino yang tidak hanya lama, tapi juga intens," kata para ahli menjelaskan.
"Temuan (para ahli) tersebut menempatkan krisis iklim modern ke dalam sudut pandang baru, di mana peristiwa El Nino modern menjadi lebih kuat dan lebih sering, berpotensi memengaruhi berbagai ekosistem di seluruh dunia," demikian disampaikan para peneliti dalam bagian akhir laporan tersebut. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved