Utusan Amerika Serikat (AS) dan Inggris membela Israel di Sidang Darurat Dewan Keamanan (DK) PBB, Rabu (31/7/2024). Sidang DK PBB membahas tewasnya petinggi Hamas Ismail Haniyeh akibat serangan rudal.
Inggris dan AS bersuara berbeda dengan kebanyakan negara yang mengecam aksi pembunuhan tersebut.
Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, membela Israel, menyebutnya memiliki hak untuk membela diri jika diserang.
Robert Wood juga menegaskan bahwa Washington tidak memiliki hubungan dengan kematian Haniyeh.
"Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap serangan dari Hizbullah dan teroris lainnya," kata Robert Wood, seperti dimuat Anadolu Ajansi.
Robert Wood justru memojokkan Iran, tuan rumah di mana Haniyeh tewas, agar mematuhi resolusi DK PBB dan tidak menimbulkan ancaman keamanan di kawasan.
"Perang yang lebih luas tidak akan segera terjadi atau tidak dapat dihindari. Iran dan teroris yang didukungnya terus-menerus memicu risiko konflik regional," kata Dubes AS.
Dubes Inggris untuk PBB Barbara Woodward, mengatakan, meningkatnya kekerasan tidak menguntungkan siapa pun.
"Perdamaian jangka panjang tidak akan terjamin dengan bom dan peluru," kata Barbara Woodward.
Barbara Woodward menegaskan kembali komitmen Inggris yang teguh terhadap keamanan Israel, dengan mengatakan, Israel memiliki hak untuk membela diri.
Sebelumnya, Hamas dalam sebuah pernyataan resminya, abu (31/7/2024), mengatakan, Ismail Haniyeh tewas di kedimannya di Teheran tak lama setelah menghadiri pelantikan Pezeshkian.
Hamas menyebut Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian Haniyeh.
"Saudara pemimpin, syahid, Mujahid Ismail Haniyeh, meninggal akibat serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran," sebut Hamas di Telegram.
Perburuan terhadap pimpinan Hamas telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan pada April 2024 lalu, tiga putra Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Kepala Badan intelijen Mossad, Israel, bersumpah akan membunuh Haniyeh setelah serangan teroris Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.200 orang dan mengakibatkan penculikan 250 orang.
Sebelum meningga, Haniyeh menegaskan bahwa Hamas tidak akan menyerah di bawah tekanan Israel. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved