Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku puas dan sangat optimistis dengan hasil kunjungan serta pertemuannya dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Dick Cheney serta sejumlah para pejabat dan kalangan pengusaha negeri ”{uncle sam}” itu.
"Buah dari kunjungan ini bukan untuk jangka pendek, apalagi berfikir pemerintahan SBY-JK yang menikmati, karena yang akan menikmati hasilnya adalah rakyat setelah 2009," katanya dalam konferensi pers sesuai mengakhiri 14 acara pertemuan dengan para pejabat dan pengusaha AS di Washington DC, Selasa malam (Rabu pagi WIB).
Meskipun terlihat lelah dengan sekitar 30 pertemuan marathon sejak memulai kunjungan empat hari lalu, Kalla tampak merasa senang.
Selain Cheney, sehari penuh Kalla mengadakan pertemuan marathon dengan Menteri Keuangan Henry Paulson, Menteri Perdagangan Carlos Gutierez, Menteri Luar Negeri Condolezza Rice, Perwakilan Dagang AS Susan Schwab, Penasehat Keamanan Nasional Stephen Hadley, dan Direktur Pelaksana IMF Rodrigo de Rato.
Para pejabat tinggi AS datang satu persatu ke Hotel Ritz Carlton tempat Kalla dan delegasi Indonesia menginap. Hanya dengan Cheney, Kalla harus menemui orang nomor dua AS itu di kantornya di Gedung Putih. Selebihnya, pejabat AS yang sowan ke Kalla. Ini membuktikan bahwa Kalla betul-betul tamu negara yang dihormati.
Namun, komitmen-komitmen serta dukungan yang diperoleh Kalla dari pejabat dan pengusaha AS itu memerlukan tindak lanjut. Hasil diplomasi ekonominya belum dapat dirasakan segera.
"Yang penting kita berikan optimisme kepada masyarakat. Suatu keberhasilan ekonomi tidak bisa diukur jangka pendek. Kalau kita ukur ekonomi dalam jangka pendek, itu berbahaya," katanya.
"Kalau jangka pendek, anda bisa main di pasar modal. Tapi tidak bagus kalau hanya jangka pendek. Kalau investasi di bidang pertambangan dan migas, itu bisa jangka panjang seperti di Blok Cepu," katanya.
Menurut Kalla, investasi AS dan Pertamina di Blok Cepu jangan harap pemerintahan SBY JK yang menikmati karena baru akan selesai tahun 2009. "Kami tidak berpikir ke situ. Kalau hanya berpikir tahun depan, kita sangat populis. Itu sangat berbahaya," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved