Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (30/07) menyatakan, siap bertemu dengan pemimpin Iran Hassan Rouhani tanpa syarat untuk merundingkan perbaikan hubungan kedua negara setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
“Jika mereka ingin bertemu, kita akan bertemu," ujar Trump saat konferensi pers di Gedung Putih, sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa (31/7).
“Saya mau bertemu siapa saja. Saya percaya pada pertemuan, terutama ketika perang bisa terjadi,” kata Trump.
Gedung Putih mengklarifikasi potensi kemauan Trump untuk bertemu Rouhani tidak mengubah niat pemerintahannya untuk menjatuhkan sanksi dan retorika terhadap Teheran, dengan tujuan "mencari perubahan pada sikap pemerintahan Iran."
Namun, pernyataan Trump juga menunjukkan nada lebih halus jika dibandingkan dengan pekan lalu, ketika ia berkicau ke Rouhani "jangan pernah sekalipun mengancam Amerika Serikat atau Anda akan merasakan konsekuensi yang hanya pernah diderita beberapa pihak sepanjang sejarah."
Sebelum twit pada 22 Juli, Rouhani menyinggung Trump dalam pidatonya, menyebut kebijakan keras AS bisa berujung "induk segala perang."
Pernyataan terbaru Trump tersebut ditanggapi dingin pihak Iran dengan menyebut, dialog hanya bisa dilakukan jika AS kembali ke perjanjian nuklir yang ditinggalkan pada Mei lalu.
“Menghormati hak negara Iran, mengurangi permusuhan dan kembali ke perjanjian nuklir adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk meratakan jalan berbatu dialog antara Iran dan Amerika," kata Hamid Aboutalebi, penasihat Presiden Hassan Rouhani.
© Copyright 2024, All Rights Reserved