Perdana Menteri Tunisia Hamadi Jebali mengumumkan rencana dibentuknya kabinet baru yang terdiri dari kelompok teknokrat non partisan untuk menjalankan roda pemerintahan negara itu hingga digelarnya pemilihan umum. Pengumuman itu dilakukan tidak lama setelah peristiwa pembunuhan tokoh oposisi Tunisia, Chokri Belaid.
Dalam pidatonya di televisi, Jebali menyampaikan dia memutuskan untuk membentuk kabinet yang disebutnya sebagai kabinet yang berkompeten secara nasional dan tidak mempunyai afiliasi politik tertentu.
Menteri baru yang akan menduduki posisinya nanti akan memiliki mandat terbatas untuk mengatur sejumlah urusan negara tersebut hingga Pemilu yang akan digelar sesegera mungkin.
Kebijakan ini diambil pasca munculnya gelombang protes atas kematian Chokri Belaid, tokoh oposisi yang dikenal anti terhadap kelompok Islam. Ia tewas akibat ditembakan di kepala dan lehernya saat berada di kota Tunis. Laporan menyebutkan, Belaid ditembak oleh sejumlah orang yang mengendarai sepeda motor saat dia sedang menuju tempat kerjanya.
Kematian Belaid ini menimbulkan gelombang protes di sejumlah kota besar di Tunisia. Peristiwa yang menimpa Belaid ini tercatat sebagai peristiwa pembunuhan bermotif politik pertama sejak gelombang perubahan di sejumlah negara Arab terjadi pada Januari tahun 2011 lalu.
Kemarin, ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah tempat salah satunya adalah di depan kantor kementerian dalam negeri Tunisia. Dalam aksinya, pengunjuk rasa mendesak pemerintah yang ada saat ini untuk mundur dan menyerukan dilakukannya revolusi baru.
Aksi unjuk rasa yang memanas dilaporkan telah memakan setidaknya satu korban jiwa di pihak petugas keamanan. Seorang anggota polisi dilaporkan tewas saat terlibat bentrok dengan pengunjuk rasa dari kelompok oposisi di Tunis.
Untuk mengamankan unjuk rasa pemerintah Tunisia telah mengirimkan juga tentaranya, salah satunya ke kota Sidi Bouzid tempat lahirnya revolusi Arab 2 tahun lalu. Pengiriman tentara ke wilayah itu dilakukan sesaat sebelum PM Jebali mennyampaikan pidato pembentukan kabinet baru.
Sebelumnya, Perdana Menteri Hamadi Jebali menyebut pembunuhan ini sebagai tindak terorisme dan menjadi pukulan bagi revolusi yang berhembus di negara-negara Arab. "Ini merupakan tindak kejahatan, tindak terorisme tidak hanya kepada Belaid tetapi juga kepada seluruh Tunisia," kata Jebali.
Namun pernyataan itu belum mampu meredam kemarahan kelompok oposisi. Kelompok oposisi Front Popular menyerukan aksi mogok nasional pada hari hari Kamis (07/02) untuk memprotes aksi pembunuhan Belaid.
© Copyright 2024, All Rights Reserved