Tim Nasional Riset Gunung Padang belum menggunakan dana yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh yang mengalokasikan dana Rp3 miliar untuk kelanjutan riset multi disiplin ini, masih dalam proses.
Demikian disampaikan Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Dr. Budiarto Ontowirjo, yang juga peneliti Timnas Gunung Padang, kepada politikindonesia.com, Selasa (23/09).
“Pemberitaan majalah Tempo yang menyebut riset Gunung Padang menggunakan dana abadi Rp25 triliun, perlu kami klarifikasi karena bisa menimbulkan persepsi negatif publik,” ujar dia.
Pemberitaan itu bisa membuat elemen masyarakat yang memiliki hak atas bunga dana abadi pendidikan bisa menilai Mendikbud bersikap diskriminatif dan melangggar aturan. Padahal, tidak demikian.
Didit, begitu sapaan akrabnya, mengatakan, bunga dana abadi pendidikan itu dapat digunakan untuk riset, beasiswa, perbaikan sekolah akibat bencana. Pengelolaannya dilakukan oleh LPDP.
Didit mengatakan, melalui kerjasama yang ditandatangani 17 Agusus 2014 lalu, Mendikbud mengapresiasi riset multi disiplin di Gunung Padang dengan membentuk Timnas dan berencana mengalokasikan dana Rp3 miliar untuk penuntasan riset dan eskavasi awal.
“Dana tersebut setiap rupiahnya harus dipertanggungjawabkan, karena itu LPDP sedang memproses. Jadi, niat baik Mendikbud tersebut masih dalam proses,” ujar dia.
Didit juga menyebut soal infrastruktur jalan menuju Gunung Padang di Desa Karya Mukti, Campaka, Cianjur, dimana sekitar 17 km masih belum layak. Sementara itu, akses lain adalah menggunakan kereta api dengan stasiun yang berjakar sekitar 5 km dari Gunung Padang. Dari stasiun tersebut, pengunjung dapat menaiki ojek ke lokasi.
Didit menambahkan, TNI AD yang menggelar karya bakti skala besar di Gunung Padang mengantisipasi kemungkinan rencana pemugaran yang akan meningkatnya mobilisasi peralatan dan kunjungan dari otoritas yang berwenang. “TNI AD mengambil inisiatif menyewa tanah warga dan membangun landasan helikopter di luar situs Gunung Padang,” ujar dia.
Didit menyebut, helipad ini beberapa waktu lalu sudah ada pendaratan pertama oleh Kolonel Amalsyah Tarmizi dan Crew. “Ini adalah salah satu Infrastruktur yang dibangun TNI,” ujar dia.
Didit mengatakan, selain membantu pengupasan semak-semak di lereng terjal, TNI juga membangun fasilitas parkir, bedah rumah warga dalam karya Bhakti sejak 9. Agustus 2014. “Landasan Heli ini oleh TNI kemudian diusulkan namanya landasan Kujang Kartika. Fasilitas ini juga bisa dimanfaatkan untuk acara2 kebudayaan masyarakat nantinya,” tandas Didit.
© Copyright 2024, All Rights Reserved