Ternyata penyebab tewasnya petinggi Hamas, Ismail Haniyeh, berasal dari sebuah alat peledak yang ditanam sejauh lama di tempat penginapan dan diledakkan dari jarak jauh.
Bom itu telah diselundupkan dan ditanam secara diam-diam ke tempat penginapan Haniyeh, bahkan sejak dua bulan sebelum kejadian.
"Bom tersebut telah disembunyikan sekitar dua bulan lalu di wisma tamu," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat New York Times pada Jumat (2/8/2024).
Laporan tersebut dirangkum dari tujuh pejabat Asia Barat, termasuk dua warga negara Iran, dan seorang pejabat Amerika Serikat (AS).
Ada pun selama ini wisma tamu tersebut dikelola dan dilindungi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan merupakan bagian dari kompleks besar, yang dikenal sebagai Neshat, di lingkungan kelas atas di Teheran utara.
Haniyeh berada di ibu kota Iran untuk pelantikan presiden terpilih Masoud Pezeshkian, Selasa (30/7/2024).
Kemudian pada saat Haniyeh berada di penginapan, Rabu (31/7/2024), bom itu diledakkan dari jarak jauh hingga membunuh Haniyeh dan seorang pengawalnya.
"Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, setelah dipastikan bahwa dia berada di dalam kamarnya di wisma tamu tersebut," kata lima sumber tadi.
Dua pejabat Iran menyebutkan, ledakan bom mengguncang gedung, memecahkan beberapa jendela dan menyebabkan runtuhnya sebagian dinding luar.
Sebenarnya Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, itu telah beberapa kali menginap di wisma tamu tersebut saar mengunjungi Teheran, Iran.
Pejabat Iran dan Hamas mengatakan, Israel bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Hingga saat ini, Israel belum secara terbuka mengakui tanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Dalam beberapa jam setelah pembunuhan Haniyeh, spekulasi segera terfokus pada kemungkinan bahwa Israel telah membunuh Haniyeh dengan serangan rudal.
Semula diduga kemungkinan rudal ditembakkan dari pesawat tanpa awak atau pesawat, mirip dengan bagaimana Israel meluncurkan rudal ke pangkalan militer di Isfahan pada April 2024 lalu.
Teori rudal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Israel mungkin dapat menghindari sistem pertahanan udara Iran. Apalagi untuk melakukan serangan udara yang begitu berani di ibu kota Iran.
Ternyata, para pembunuh itu berhasil memanfaatkan celah lain dalam pertahanan Iran yang memungkinkan bom ditanam dan disembunyikan selama berminggu-minggu sebelum akhirnya meledak.
Pelanggaran semacam itu, kata tiga pejabat Iran, merupakan kegagalan besar intelijen dan keamanan bagi Iran dan sangat memalukan bagi Garda Revolusi, yang menggunakan kompleks itu untuk tempat peristirahatan, pertemuan rahasia, dan menampung tamu-tamu penting seperti Haniyeh. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved