Ada sesuatu yang istimewa dalam Rapat Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Senin (04/10) ini. Bukan hanya anggota kabinet yang hadir. Tapi juga, dua mantan pejabat pemerintahan yang sudah purna tugas, yakni mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji dan mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso.
Seperti biasa sidang kabinet digelar di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta. Sesaat sebelum Presiden SBY memasuki ruang pada sekitar pukul 11.00 WIB, dua pejabat baru dan dua mantan pejabat itu bersalam-salaman dengan para anggota Kabinet Indonesia Bersatu II.
Dalam rapat kabinet kali ini, SBY memang secara khusus mengundang keduanya. Dihadapan sidang kabinet tersebut SBY mengucapkan terima kasih dan menyampaikan rasa bangga terhadap dua pembantunya yang kini telah purna tugas itu.
"Khusus kepada saudara Hendarman Supandji dan saudara Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, atas nama negara, pemerintah dan pribadi, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras, pengabdian saudara berdua," kata Presiden.
Presiden menyambung ucapannya, "Apa yang saudara lakukan, sebagai Jaksa Agung dan Panglima TNI, belum tentu diingat apalagi dicatat oleh sesama manusia, tapi ingatlah bahwa Allah selalu mencatat, andil saudara untuk melakukan apa yang baik untuk bangsa dan negara ini. Pengabdian kepada bangsa dan negara tidak mengenal kata akhir."
Kepada Hendarman, SBY berterima kasih atas perannya dalam pemberantasan korupsi khususnya selama menjabat Tim Pemberantasan Korupsi selama dua tahun. Hendarman juga dinilai berjasa dalam memimpin reformasi di internal Kejaksaan Agung.
Presiden menegaskan, dirinya memberhentikan Hendarman sebagai Jaksa Agung karena menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Saya tahu masalah yang saudara hadapi sangat kompleks, tidak ada resep ajaib dan jalan pintas, tapi saudara Hendarman tak perlu kecil hati, kalau agenda itu belum bisa dirampungkan, tentu akan jadi tugas Jaksa Agung berikutnya nanti di reformasi seluruh Kejaksaan dan juga penegakan hukum," ujar SBY.
Sementara, kepada Djoko, Presiden menyampaikan penghargaan karena telah berjasa dalam mengawal reformasi TNI dan melakukan tugas pertahanan operasi militer selain perang.
“Saya bangga, TNI terbukti netral dalam pemilu 2009, Panglima TNI yang baru saya minta jaga netralitas TNI. TNI adalah lembaga nasional yang memberikan penilaian yang tinggi setelah mendengarkan rakyat," katanya.
Presiden juga memuji kiprah TNI dalam kancah internasional khususnya menjadi pasukan penjaga perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setelah tak bertugas di pemerintahan, Presiden berharap Hendarman dan Djoko bersedia menuangkan pengalaman mereka dalam bentuk buku. "Saya akan senang bila ditulis," katanya.
Usai sambutan pembukaan dan tepat sebelum sidang memasuki pembahasan masalah, Hendarman Supandji dan Djoko Santoso berdiri dari kursinya. Kedua mantan pejabat tinggi yang sama-sama mengenakan safari warna abu-abu itu tersenyum sambil berpamitan lalu keluar meninggalkan ruang sidang.
Mereka langsung saja diberondong pertanyaan mengenai apa yang hendak dikerjakan di masa pensiun. “Saya kalau bisa mengajar di almamater saya di Undip (Universitas Diponegoro, Semarang -red). Balik kampung, daripada di sini, macet," jawab Hendarman.
Sementara itu, Djoko santoso meladeni cecaran pertanyaan wartawan dengan bahasa Jawa. “Aku iki wis pensiun, kape ditakoki opo maneh (saya sudah pensiun, mau ditanya apa lagi)?" balas Djoko sambil tersenyum.
© Copyright 2024, All Rights Reserved