Perusahaan teknologi asal Rusia Kaspersky merilis survei terbaru bertajuk 'Excitement, Superstition and great Insecurity - How global Consumers engage with the Digital World'. Hasil survei tersebut lumayan mengejutkan.
Menurut survei tersebut, 34 % responden percaya bahwa AI akan menjadi bos yang lebih adil dibanding manusia. Namun, survei tersebut juga menemukan, 51 % responden yakin banyak orang yang akan kehilangan pekerjaan karena tergantikan oleh AI.
"Studi tersebut juga menemukan bahwa saat ini kecerdasan buatan mengambil peran baru di bidang-bidang tertentu," menurut keterangan pers Kaspersky, Kamis, (15/8/2024).
"Menurut studi tersebut, responden melihat AI sebagai bagian dari mereka di tempat kerja, dan seorang manajer - 34 persen [responden] percaya AI dapat menjadi bos yang lebih adil daripada manusia," lanjut pernyataan itu.
Sebaliknya, survei ini juga menemukan 51 persen yakin AI akan membuat banyak orang kehilangan pekerjaan karena menggantikan banyak pekerjaan.
Selain itu 38 persen yakin AI akan membuat orang tidak bisa membedakan mitra percakapan 'nyata' dari mitra percakapan buatan secara daring, baik itu chatbot layanan pelanggan atau calon pasangan di aplikasi kencan.
Menurut data Similarweb, mesin AI yang paling populer masih ChatGPT. Platform ini mendapat 153 juta kunjungan pada bulan pertama setelah peluncurannya pada November 2022, dan mencapai puncaknya pada 2 miliar kunjungan di April 2024.
"Seiring terus berkembangnya teknologi AI, potensinya untuk mendorong inovasi dan meningkatkan pengalaman manusia menjadi semakin mendalam," ungkap Vladislav Tushkanov, Manajer Grup Pengembangan Riset di Kaspersky, dalam keterangan tertulisnya.
"Namun, kemajuan ini juga membawa risiko yang tidak terduga dan ancaman canggih, mulai dari ketergantungan yang berlebihan -kepercayaan berlebih pada saran AI - hingga phishing yang dihasilkan AI, deepfake, dan pencurian identitas."
Survei yang digelar pada Juni 2024 oleh Arlington Research ini dilakukan secara daring terhadap 10.000 responden.
Sampelnya mencakup 1.000 responden dari masing-masing negara, yakni Indonesia, Inggris, Jerman, dan Prancis, serta 500 responden di Spanyol, Italia, Portugal, Brasil, Meksiko, Rusia, Kazakhstan, India, Tiongkok, Turki, Arab Saudi, UEA, dan Afrika Selatan.
Terpisah dari survei ini, Daniel Andler, profesor emeritus bidang Filsafat Sains di Sorbonne Université, Prancis, mengungkap soal ketiadaan emosi pada 'kecerdasan' non-manusia itu.
Menurut dia, hampir pasti ada sesuatu yang hilang jika kita ingin sedekat mungkin dengan kecerdasan manusia. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved