Masih ingat dengan Sunny Tanuwidjaja, mantan staf dan orang dekat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta. Lama menghilang, namanya kini kembali mencuat. Sunny kini terjun ke politik praktis dan duduk sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Kabar Sunny bergabung dengan PSI itu muncul dalam Surat Keputusan yang ditandatangani Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly mengenai struktur kepengurusan PSI.
SK tersebut berjudul Perubahan Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat PSI dan bernomor M.HH-19AH.11.01 tahun 2017 tertanggal 26 September 2017. Dokumen tersebut juga diunggah KPU dalam laman resminya.
Selain Sunny, nama Jeffrie Geovanie duduk sebagai Ketua Dewan Pembina PSI. Jeffrie adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah 2014-2019 perwakilan Sumatera Barat.
Ia diketahui pernah menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan NasDem sebelum kemudian menjadi anggota DPD.
Kabar ini menjadi heboh di media, karena PSI sendiri tidak menampilkan jabatan Sekretaris Dewan Pembina Partai dan Ketua Dewan Pembina Partai di laman resminya, psi.id.
Di laman itu, hanya ditampilkan jajaran pengurus yang menjabat sebagai ketua umum, ketua-ketua DPP, Sekjen dan para wakil sekjen, serta bendahara umum dan wakilnya.
Pendiri lingkaran survey Indonesia (LSI) Denny Januar Ali mempertanyakan mengapa PSI tidak transparan dalam menampilkan semua tokoh yang menjabat posisi kunci di partainya kepada publik.
“Pertanyaan bisa dibuat lebih puitis: ketika partai ini (PSI) menuntut pemerintahan yang bersih, yang artinya transparan, mengapa PSI sendiri tidak menerapkan prinsip transparansi yang sama, yang ia tuntut untuk partainya sendiri, minimal soal pengurus penting partainya?
Denny meyakini, tentu PSI punya alasan. “Dan cara kita mencintai partai baru adalah dengan memberinya pertanyaan penting,” ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved