Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menganggap aneh pikiran-pikiran yang mengusulkan dirinya menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.
Dalam program Isu Terkini pada kanal http://www.youtube.com/watch?v=eYgdWZEVqG0, Jumat (25/04), SBY mengatakan, ada dua hal terkait dengan pengusulan nama dirinya sebagai calon wakil presiden, yaitu ada pihak-pihak tertentu yang mengolok-olok dirinya, melukai hatinya, dan melecehkannya.
“Sudah, suruh jadi Wakil Presiden saja SBY,” kutip SBY seraya mengatakan, memang ada di negeri ini yang kebahagiaannya memperolok dan melukai hati orang lain.
Namun, kata SBY, juga ada yang serius dari usulan tersebut, seperti tidak ada niat untuk menghina dirinya. Alasannya, kalau Pak SBY mau jadi Wakil Presiden dengan segala pengalaman yang dimilikinya, dan membantu presiden yang baru, pasti pemerintah akan berjalan lebih baik.
“Tidaklah, tentu tidak. Andai kata saya ini bisa maju lagi untuk yang ketiga kali, dan tidak dilarang oleh konstitusi dan Undang-Undang yang berlaku, saya pun tidak akan maju lagi,” tegas SBY.
Presiden mengaku, dirinya sudah bicara dari hati ke hati dengan istri dan anak-anaknya, semua sepakat bahwa 10 tahun bisa memimpin negeri ini sudah merupakan kesyukuran yang luar biasa kepada Allah SWT. “Juga terima kasih kepada rakyat, sehingga sekali lagi ini peluang yang luar biasa yang saya dapatkan.”
Menurut SBY, pemimpin yang terlalu lama berkuasa itu biasanya tidak baik. SBY menyebutkan, banyak sekali pengalaman pemimpin-pemimpin di dunia, pemimpin yang berkuasa begitu lama, 20 tahun lebih, biasanya cenderung menyalahgunakan kekuasaan.
“Sebagian dari mereka menjadi tiran menjadi diktator dan tentu tidak baik kalau kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang, demokrasi akan mati, dan hak rakyat akan dikebiri,” kata SBY.
Yang lain, lanjut Presiden SBY, kalau memimpin terlalu lama biasanya juga kehilangan inisiatif, tidak memiliki pemikiran yang segar karena jenuh dan dianggapnya tugas rutin semata. Selain itu, SBY juga menyebutkan rakyat bisa bosan kalau pemimpin tidak ganti-ganti dalam waktu yang lama.
Presiden SBY juga menilai juga tidak bagus, kalau di negeri tercinta ini tidak sedikit bupati, gubernur, walikota yang sudah 10 tahun menjabat masih ingin menjadi wakil, wakil gubernur, wakil bupati, wakil walikota, dan sebagainya.
Diakui Presiden SBY, ada juga gubernur, bupati dan walikota seperti memaksakan setelah 10 tahun memimpin, istrinya yang harus menggantikan, atau anak kandungnya yang masih sangat muda.
“Memang tidak dilarang oleh Undang-Undang, tetapi kalau sungguh dipaksakan agar kekuasaan itu jatuh di antara keluarganya sendiri, sekali lagi itu tidak etis secara politis,” kata SBY seraya menyebutkan, kecuali, kalau istrinya atau anak kandungnya itu memang luar biasa, dan rakyat mengakui dia pantas menjadi gubernur, bupati atau walikota.
Presiden SBY menegaskan, yang namanya membantu presiden yang akan datang tidak harus jadi wakil presiden. “Banyak yang bisa kita lakukan agar beliau sukses,” kata SBY.
Prinsipnya, lanjut SBY, kekuasan bukan segalanya. “Kekuasaan itu bisa menggoda, dan kalau berlebihan pasti tidak membawa kebaikan,” tutur SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved