LSI Denny JA merilis hasil riset terkait sentimen publik pada pemerintahan Prabowo Subianto. Riset ini dilakukan sebelum 100 hari pemerintahan Prabowo.
Menurut Denny JA, banyak program Prabowo yang mengesankan bagi publik. Dan cara Prabowo menyampaikan isu dan bagaimana akan menanganinya membuat Prabowo berpotensi menjadi strong leader.
“Pidato publiknya atas banyak isu, dan peringatannya kepada koruptor meyakinkan pendukung utamanya bahwa Prabowo tak hanya potensial menjadi strong leader yang memajukan ekonomi, tapi juga potensial tampil menjadi pemimpin dari Asia yang kuat. Ia berpotensi dikenang sebagaimana Bung Karno, Deng Xiaoping, Mahathir Mohamad, atau Lee Kuan Yew,” tulis LSI Denny JA dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (27/12/2024).
Prabowo memiliki misi Asta Cita dengan program andalannya adalah makan bergizi gratis. Program ini dianggap sukses meraih simpati publik.
Menurut LSI Denny JA, dalam tahun pertamanya sebagai pemimpin, Prabowo Subianto meluncurkan banyak program utama yang menyasar sektor-sektor strategis, dari kesehatan hingga politik.
“Program-program ini dihadirkan untuk menjawab tantangan bangsa sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” urainya.
LSI Denny JA melakukan analisis tentang opini publik terhadap program-program Prabowo dengan menggunakan pendekatan berbasis teknologi.
“Riset ini membatasi hanya pada delapan isu saja, di bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, ekonomi, kesejahteraan, tenaga kerja, sosial, dan politik,” bebernya.
Metodologi riset yang digunakan ialah pendekatan analisis isi komputasional. Metode ini mampu mendeteksi topik dan sentimen publik berdasarkan kata kunci spesifik terkait setiap program.
“Data diolah menggunakan aplikasi “LSI INTERNET,” sebuah inovasi teknologi LSI Denny JA, alat analisis yang dirancang untuk menggali opini publik di ruang digital. Dalam penilaian sentimen, dipilih sentimen positif dan sentimen negatif saja. Yang netral tak disertakan,” jelasnya lagi.
Penelitian dilakukan selama satu bulan, dari 20 November hingga 20 Desember 2024. Sumber data berasal dari informasi dikumpulkan dari platform digital, termasuk: media sosial (Twitter, TikTok, Facebook), media online (news, blogs, videos, web), forum diskusi, dan podcast.
Berikut hasil riset LSI Denny JA dari setiap program:
1. Kesehatan Ibu Hamil
Program: Perbaikan kesehatan ibu hamil dan menyusui melalui bantuan gizi.
Frekuensi Percakapan: 2.505
Sentimen:
Positif: 53,7 persen
Negatif: 46,3 persen
Analisis:
Program ini diapresiasi karena menyasar kelompok rentan, yaitu ibu hamil dan anak. Namun, kritik muncul terkait realisasi di lapangan, terutama di daerah terpencil.
2. Pertanian
Program: Target swasembada pangan dengan mencetak sawah 4 juta hektare dalam 3-4 tahun.
Frekuensi Percakapan: 7.922
Sentimen:
Positif: 70,0 persen
Negatif: 30,0 persen
Analisis:
Publik optimistis dengan potensi program ini untuk meningkatkan ketahanan pangan. Namun, skeptisisme tetap ada terkait efisiensi anggaran dan target yang ambisius.
3. Pendidikan
Program: Alokasi anggaran besar untuk kesejahteraan guru dan rehabilitasi sekolah.
Frekuensi Percakapan: 17.925
Sentimen:
Positif: 71,6 persen
Negatif: 28,4 persen
Analisis:
Dukungan kuat muncul dari masyarakat, khususnya terkait kesejahteraan guru. Tantangan utamanya adalah memastikan distribusi anggaran yang adil.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Program: Target pertumbuhan ekonomi 8 persen melalui tujuh sektor utama, termasuk transisi energi hijau.
Frekuensi Percakapan: 8.002
Sentimen:
Positif: 58,0 persen
Negatif: 42,0 persen
Analisis:
Transisi energi hijau menjadi sorotan positif. Namun, sebagian masyarakat skeptis terhadap realisasi target pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
5. Stunting
Program: Penurunan prevalensi stunting dengan program makan bergizi gratis berbasis pangan lokal.
Frekuensi Percakapan: 2.264
Sentimen:
Positif: 52,7 persen
Negatif: 47,3 persen
Analisis:
Publik menyambut baik fokus pemerintah pada masalah stunting. Tantangan utamanya adalah distribusi program yang merata hingga daerah terpencil.
6. Perumahan
Program: Penyediaan 3 juta rumah, termasuk 2 juta rumah di desa melalui UMKM lokal.
Frekuensi Percakapan: 4.190
Sentimen:
Positif: 53,7 persen
Negatif: 46,3 persen
Analisis:
Program ini dianggap sebagai langkah maju untuk mengatasi perumahan bagi masyarakat miskin. Kritik muncul terkait pendanaan dan waktu realisasi.
7. Tenaga Kerja
Program: Kenaikan upah minimum nasional (UMN) sebesar 6,5 persen pada 2025.
Frekuensi Percakapan: 5.248
Sentimen:
Positif: 52,6 persen
Negatif: 47,4 persen
Analisis:
Pekerja menyambut kenaikan UMN ini dengan baik, sementara pengusaha khawatir dampaknya pada daya saing.
8. Politik
Program: Wacana pemilihan kepala daerah melalui DPRD untuk efisiensi biaya.
Frekuensi Percakapan: 1.629
Sentimen:
Positif: 23,7 persen
Negatif: 76,3 persen
Analisis:
Program ini mendapat kritik tajam dari publik yang khawatir akan melemahkan demokrasi dan meningkatkan risiko korupsi. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved