Akses masuk dermaga Pelabuhan Bakauheni lumpuh. Ratusan pengurus penyeberangan truk melakukan blokade karena tak terima pemberlakukan sistem zonasi. 

Para pengurus penyeberangan truk tersebut melakukan aksi demonstrasi untuk menolak sterilisasi zona pelabuhan. Mereka berbondong-bondong memadati dan menutup jalan lintas Sumatera menuju Pelabuhan dengan sepeda motor.

Wakil Ketua Pengurus Truk Jasa Pelabuhan Bakauheni, Edi Manap mengatakan tujuan aksi tersebut untuk menolak peraturan yang ditetapkan oleh pihak ASDP tentang larangan pengurus memasuki area dermaga.

"Kami mewakili pengurus penyeberangan truk sudah mengirimkan surat ke ASDP tidak ada kepastian soal zona mana yang boleh dan tidak," kata Edi, dikutip Jumat (21/6/2024). 

Menurut Edi, setiap pengurus telah bekerja sama dengan perusahaan untuk memantau dan mengawasi regulasi barang yang hendak diseberangkan. Namun, kebijakan sterilisasi tersebut membuat mereka tidak bisa menuntaskan kewajiban kepada perusahaan yang telah berkerja sama.

"Pengurus penyeberangan ini bukan semata memantau truk naik kapal, tapi banyak regulasi lain yang harus kami jalankan," ujar Edi menambahkan. 

Salah satunya adalah nota pengiriman barang yang dibawa oleh sopir truk setiap membawa barang dari perusahaan. 

"Kami harus ketemu sopir yang membawa nota," ucap dia. Edi berharap pihak terkait bisa memberikan solusi dan kebijaksanaan yang tidak merugikan semua pihak. 

Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Lampung Bambang Siswoyo mengatakan, telah dilakukan dialog antara PT ASDP, BPTD, dan juga perwakilan pengurus. 

Menurut Bambang, kebijakan sterilisasi ini sebenarnya telah diregulasikan dalam Peraturan Menteri (Permen) Perhubungan Nomor 91 Tahun 2021. Bambang mengungkapkan, tujuan permen tersebut agar ada kenyamanan bagi pengguna jasa sebagaimana yang kini telah diterapkan di stasiun kereta dan bandara.

"Penerapan terkait zona ini kan sudah lama. Kalau tidak diterapkan, semua orang bisa masuk ke areal yang tidak diperbolehkan," ungkap dia. []