Ajang penyelenggaran Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 yang baru berjalan beberapa hari sudah menuai kontroversi. Masalah dan dugaan penyelewengan anggaran saat ini santer jadi bahan pembicaraan.
Dua hal yang paling menonjol dan menjadi masalah dalam penyelenggaran PON 2024 ini adalah soal infrastruktur yang belum siap dan layanan catering yang tidak memadai.
PON 2024 diselenggarakan mulai tanggal 9 hingga 20 September 2024. Provinsi Aceh dan Sumatera Utara ditunjuk untuk menjadi tuan rumah.
Di media sosial, ramai beredar masalah yang dihadapi atlet dan pengunjung. Mereka memvideokan dan ramai-ramai mengecam soal venue dan katering yang bermasalah.
Infrastruktur venue yang belum siap, terutama infrastruktur untuk cabang olahraga (cabang olahraga) acuan kuda di Takengon Aceh, menjadi sorotan pertama. Banyak pemberitaan yang menyebutkan lokasi pacuan kuda yang menjadi tempat lomba ajang olahraga bertaraf nasional ini dipenuhi genangan air, yang diduga berasal dari bocornya kamar mandi yang belum siap.
Area atau venue untuk penonton juga atapnya belum dibangun. Akibatnya penonton harus rela berpanas-panasan, atau membawa payung agar tak langsung terguyur hujan atau terpapar panas matahari.
Venue lain yang infrastrukturnya belum siap adalah venue bola voli. Dalam video yang viral di media sosial baru-baru ini, sejumlah atlet voli yang akan berlaga dalam pertandingan voli harus melintasi jalan yang becek untuk menuju venue.
Banyak atlet dan juga penonton yang harus melewati sepapan kayu setapak agar tak terkena lumpur dari jalanan yang becek.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Agus Fatoni yang juga PB PON Sumut mengatakan, pembangunan venue untuk perhelatan PON itu memang belum siap. Fatno mengatakan, dalam kontrak, venue tersebut baru dibangun pada Juli kemarin dan akan rampung pada Desember 2024. Padahal penyelenggaraan PON adalah bulan September.
Masalah kedua yang viral di media sosial adalah soal konsumsi untuk atlet. Melalui video, para atlet ramai-ramai memberi gambaran makanan yang mereka terima, yang terkesan seadanya dan asal.
Padahal setiap atlet sudah dijatah untuk mendapatkan konsumsi sebesar Rp 68.900. Namun makanan yang didapatkan, jauh dari kelayakan sesuai dengan harga yang ditetapkan. Selain itu, para atlet juga mengeluhkan konsumsi yang sering telat datang.
Sebagai bentuk protes dan kecewa, para atlet di cabang olahraga Anggar, memilih untuk membeli makanan cepat saji dan membayar sendiri.
Ketua Bidang Konsumsi PB PON XXI wilayah Aceh, Diaz Furqan berdalih kerusuhan soal makanan terjadi pada tanggal 7 dan 8 September 2024, di mana para Atlet banyak yang datang ke Aceh lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Penyelenggaraan PON 2024 yang berantakan dan carut marut rupanya membuat Menteri Pemuda
dan Olahraga, Dito Ariotedjo geram. Dito memilih melaporkan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 ke Badan Reserse Kriminal Polri dan Kejaksaan Agung (Kejagung).
Laporan tersebut dilakukan karena Bareskrim Polri dan Kejagung saat ini merupakan bagian Tim Satuan Tugas (Satgas) Pendampingan Tata Kelola PON XXI Aceh-Sumut.
"Semua hal yang dilaporkan terkait keluhan pelaksanaan pasti dijadikan bahan untuk pendampingan dan pelaporan," kata Dito, dikutip Jumat (13/9/2024). []
© Copyright 2024, All Rights Reserved