Mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat M Rachmad tidak mengucapkan permintaan maaf terkait pernyataannya soal Prof Subur Budhisantoso (SBS) yang dijemput staf Badan Intelijen Nasional (BIN). Justru anggota Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) lainnya, yakni Sri Mulyono yang minta maaf.
Dalam jumpa pers di di Rumah Pergerakan yang juga kediaman mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (20/10), Rachmad menyatakan ia tidak pernah menyampaikan pernyataan yang sifatnya menuduh.
"Ini perlu saya klarifikasi karena keterangan saya yang ada rekamannya konon kabarnya dipublikasikan di youtube. Itu cukup jelas tidak ada kata-kata menuduh. Yang saya sampaikan itu sifatnya informasi kepada audiens kenapa Profesor Budhisantoso tidak hadir," ujar Rahmad.
Rahmad menuding ada pihak yang memelintir pernyataanya. "Yang saya heran adalah kenapa informasi yang berkembang ke masyarakat itu Profesor Subur Budhisantoso itu diculik atau diciduk atau dijemput paksa," katanya.
Rachmad malah mengkritisi Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) dan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha yang merespons isu yang berkembang karena pernyataannya muncul di Youtube. "Yang perlu saya jelaskan ini sebetulnya terjadi misskomunikasi di jajaran pemerintah seperti istilah diculik setelah jubir presiden memberikan keterangan ke media dan Kepala BIN memberikan keterangan ke media. Ini sangat disayangkan karena aparat negara harusnya ketika memberikan keterangan ke publik harusnya di kroscek dulu," ujar dia.
Rahmad yang mengenakan seragam PPI mengaku mendapat informasi bila Subur dijemput Staf BIN dari anggota PPI Sri Mulyono. Ia adalah panitia diskusi yang bertugas mengantar jemput Prof SBS ke lokasi diskusi di Rumah Pergerakan.
Sri Mulyono gagal menjemput Subbur dan menyampaikan hal itu ke Rahmad yang bertindak sebagai moderator diskusi di kediaman Anas itu. "Atas informasi yang kurang tepat itulah saya meminta maaf kepada Muhammad Rahmad, kepada Prof SBS dan pihak yang merasa dirugikan atas perkembangan pemberitaan masalah ini termasuk BIN," ujar Sri Mulyono.
Pernyataan Rahmad tentang batalnya kedatangan Prof Subur ke acara diskusi karena dijemput oleh BIN menyebar luas di Youtube. Kepala BIN Marciano Norman dan Menko Polhukam Djoko Suyanto mendesak M Rahmad meminta maaf dan mempertanggungjawabkan pernyatannya karena Prof Subur juga telah membantah dijemput paksa BIN.
© Copyright 2024, All Rights Reserved