Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sepanjang aliran sungai, perlu ditingkatkan. Sampah merusak hutan magrove di pesisir pantai. Membuat kesehatan lingkungan buruk, bau, tercemar, mudah banjir. Juga berdampak akan kesehatan masyarakat.
Himbauan itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika meninjau Taman Wisata Alam Angke Kapuk di Jakarta Utara, Senin (07/06). Dalam kunjungan ini, Presiden Yudhoyono berkeliling melihat kondisi hutan mangrove di Tawan Wisata Alam Angke Kapuk dengan perahu karet.
“Saya minta sekali lagi kesadaran masyarakat jangan buang sampah sembarangan. Menjaga kesehatan, karena kalau lingkungan bau, kotor, tercemar, tidak bagus. Mudah banjir dan mudah sakit masyarakat kita."
Dituturkan Kepala Negara, negara harus mengeluarkan biaya besar untuk menyehatkan masyarakat jika lingkungan rusak. Oleh sebab itu, akan lebih baik jika sedini mungkin berinvestasi dengan anggaran yang cukup untuk berkontribusi dalam penyelamatan lingkungan. Termasuk hutan mangrove, agar kehidupan masyarakat tidak terancam di waktu yang akan datang. "Saya juga melihat sungai-sungai sekitar sini ada yang sudah bagus. Ada yang masih kelihatan banyak sampahnya," ucap Presiden kepada Gubernur Fauzi Bowo yang mendampinginya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga memaparkan arti penting hutan mangrove bagi ekosistem. "Mangrove merupakan ekosistem yang sangat penting di pinggir pantai. Kalau ekosistem ini rusak, maka akan terganggu kehidupan ikan, burung dan penyediaan air bersih," ujar dia.
Bukan hanya itu. Mangrove berfungsi sebagai penahan jika ada gelombang besar. "Kalau ada tsunami, tidak ada penahan yang memadai dan kerusakan-kerusakan lain yang tentunya sangat mempengaruhi kehidupan."
Sampah Musuh
Sementara itu, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang turut mendampingi Presiden menilai kerusakan hutan mangrove, pantai, dan teluk Jakarta sudah luar biasa. Kerusakan terutama disebabkan sampah. "Jadi musuh utamanya, justru sampah," ujar Zulkifli.
Setengah berseloroh, Menhut mengibaratkan hutan mangrove dan pantai-pantai teluk Jakarta sama dengan supermarket. "Apa juga ada, kasus ada, bantal ada, sampah apa juga ada. Semua itu yang menjadi kendala utama," jelas dia.
Menhut mengajak semua pihak, baik pemerintah, swasta, lembaga swadaya maupun masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam rehabilitasi hutan mangrove.
Taman Wisata Alam Angke Kapuk adalah salah satu kawasan konservasi alam seluas 99,82 hektare yang berekosistem mangrove atau bakau. Kawasan itu ditetapkan sebagai kawasan hutan wisata yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan penghutanan kembali atau rehabilitasi hutan mangrove dan kegiatan pariwisata alam.
© Copyright 2024, All Rights Reserved