Keluarga Surya Fachrizal, sudah lebih tenang kini. Euis Hidayati, 28, istri mengemukakan kondisi sang suami sudah lebih membaik. Mereka bahkan sudah berkomunikasi lewat sambungan internasional. Dalam percakapan sekitar 5 menit itu, Surya juga menceritakan kenapa sampai ditembak pasukan Israel saat insiden penyerangan kapal relawan Mavi Marmara itu. Soal kepastian kepulangannya ke Tanah Air masih menunggu kesehatanya benar-benar pulih.
Euis mengungkapkan hal tersebut saat ditemui wartawan di rumahnya di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (07/06).
Saat yang sama, staf Kementerian Luar Negeri, Nurhasanah juga menghubungi Euis. Intinya, pemerintah secara resmi mengabarkan Surya sudah dievakuasi ke Yordania, dan kondisi kesehatannya sudah lebih membaik. Semua itu, lebih menenteramkan Euis dan keluarganya setelah selama ini, harap-harap cemas menunggu kabar Surya.
Dengan mata berkaca-kaca hampir sepanjang wawancara, Euis tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, karena sudah mengetahui nasib suaminya. Ibu dua anak ini memastikan suaminya sudah berada di Amman, Yordania. Minggu (06/06), Surya dievakuasi keluar dari Israel, menggunakan helikopter bantuan pemerintah Yordania.
Dalam percakapan dengan keluarganya itu, Surya berpesan agar tak perlu mencemaskan dirinya. Karena, meski masih lemah, kondisinya terus membaik pascaoperasi. Jurnalis Syarief Hidayatullah (Sahid) itu kini dalam tahap pemulihan. Euis yang belum sepenuhnya bisa menghilangkan kecemasannya, mengaku senantiasa berdoa agar kesehatan suami, dan ayah dua anak-anaknya itu, benar-benar pulih, dan bisa segera kembali ke Tanah Air.
Meski tak banyak yang bisa diobrolkan, Surya sempat menceritakan kepada istrinya, kenapa bisa ditembak tentara Israel. Satu dari 12 relawan kemanusiaan jalur Gaza dari Indonesia itu, tengah mengambil gambar seorang relawan yang ditembak militer Israel. Karena tak tega melihat relawan yang tewas tertembak itu, Surya mendekat, berusaha menolong. Tetapi, niat Surya ini justeru menimbulkan amarat tentara Israel, yang langsung melepaskan tembak. Surya pun tersungkur, dengan luka tembak di bagian dada kanan, dekat bahu.
Dari percakapan dengan istrinya itu, Surya mengaku belum mengetahui pasti kapan bisa kembali ke Indonesia. Ia masih menunggu informasi dari kedutaan besar RI di Amman. Pemerintah RI, seperti disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, berharap seluruh relawan segera bisa dipulangkan ke Tanah Air.
Sudah Bisa Jalan
Sebelumnya, Joserizal Jurnalis, Presideum Medical Emergency Rescue Committe (Mer-C) Indonesia mengungkapkan, pihaknya sempat mengobrol dengan Surya Fachrizal, Minggu malam. Salah satu relawan yang mengikuti rombongan Freedom Flotilla to Gaza itu, juga sudah bisa berjalan, meski masih lemah.
Setelah penembakan itu, Surya Fachrizal sempat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Haifa, karena luka-luka akibat tembakan tentara Israel. Karena itu, ia tertahan di Israel, meski 11 relawan asal Indonesia sudah lebih dahulu dievakuasi keluar dari Negeri Zionis tersebut. Setelah kesehatannya agak membaik, Surya baru bisa diterbangkan ke Amman, Yordania, Minggu.
Untuk memulihkan kesehatannya, menurut Joserizal, Surya kini dirawat di Rumah Sakit Royal Jordan Service Hospital. Perkembangan kondisi relawan ini sangat menentukan seberapa besar ia bisa dipulangkan ke Tanah Air. Akibat luka tembak yang dialaminya, sulit bagi Surya untuk dipulangkan ke Tanah Air.
Menurut Joserizal, akibat tembakan tentara Israel tersebut, Surya mmengalami patah tulang, selain liver (hati) robek. Selain itu, ada gelembung udara di rongga dadanya, yang bisa menekan paru-parunya. Karena itu, dengan kondisi kesehatan seperti itu, tidak mungkin memulangkannya saat ini. Jika dipulangkan saat ini, kata dia, ada kekhawatiran paru-paru relawan dari Sahabat Al-Aqsha atau Hidayatullah tersebut bermasalah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved