PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) menyiapkan terminal gas terapung atau Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di perairan Lampung. Terminal gas ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan gas alam di Lampung dan sekitarnya.
"FSRU berfungsi menampung gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) untuk kemudian diubah menjadi elpiji (LPG) yang hasilnya akan didistribusikan kepada kalangan industri, UKM, maupun rumah tangga melalui pipa darat," kata Kepala Komunikasi PGN Ridha Ababil saat meninjau FSRU kepada pers di Lampung, Sabtu (10/05).
Investasi FSRU Lampung bernilai US$250 juta dengan kapal sewaan dari Norwegia selama 25 tahun. Sementara itu, gas alam yang diolah di FSRU Lampung berasal dari Tangguh, di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Untuk itu, Ridha berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mampu membuat harga LNG lebih kompetitif, terutama untuk kalangan industri, karena bisa dipastikan dengan teknologi pengolahan FSRU harga LNG akan lebih mahal.
"Dengan FSRU rantai distribusi LNG lebih panjang, transportasi pasti lebih mahal dibanding dengan gas pipa maka diharapkan pemerintah biaa menawarkan harga yang lebih kompetitif, kalau harga murah mereka pasti mau," ujar Ridha.
Menurut Ridha, terbangunnya infrastruktur gas bumi yang terintegrasi di Tanah Air, khususnya di Lampung, akan sangat mendukung perekonomian negara pada penerapan Asian Free Trade pada 2015 mendatang karena dengan ketersediaan gas di dalam negeri akan membantu jalannya industri Tanah Air.
FSRU PGN Lampung yang siap beroperasi berukuran panjang 294 meter dengan lebar 46 meter serta bobot 81.900 ton. Volume tangki LNG berkapasitas 170.000 meter kubik. Sementara kemampuan regasifikasi maksimal 240 juta kaki kubik per hari (mmscfd). FSRU akan mulai beroperasi Juli 2014.
© Copyright 2024, All Rights Reserved