Peristiwa ledakan bom dengan daya ledak ringan yang terjadi di depan Gereja Oikumene di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu, (13/11) mengundang reaksi keras. Salah satunya dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) meminta kasus bom tersebut diusut tuntas. Apalagi sudah banyak korban berjatuhan, akibat teror dan tindakan serupa di Indonesia.
"Kami minta pemerintah tidak kalah terhadap semua bentuk tekanan kelompok-kelompok intoleran yang mengedepankan kehendaknya melalui cara-cara inkonstitusional, sekalipun mengatasnamakan agama," ujar Kepala Humas PGI, Jerry Sumampow, di Jakarta, Senin (14/11).
Dijelaskan, seharusnya pemerintah sudah bisa mencegah peristiwa yang sama kembali terjadi, secara lebih dini. Selain itu, pemerintah juga harus bisa menindak tegas bibit intoleransi dalam berbagai sikap, serta ujaran kebencian yang akhir-akhir ini semakin marak. Sehingga pemerintah bisa menegakkan keadilan dan perdamaian di bumi Indonesia ini.
"Kami pun mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia, khususnya para pimpinan agama untuk tetap setia menanamkan dan menebarkan pesan perdamaian, kemanusian, serta kebangsaan kepada umat masing-masing. Karena segala bentuk aspirasi dan perbedaan pendapat hendaknya diselesaikan dengan jalan dialog, musyawarahbatau melalui mekanisme hukum yang berlaku di negeri ini," ungkapnya.
Pihaknya mengaku sangat mengutuk keras aksi pelemparan bom tersebut. Maka, pihaknya menghimbau agar seluruh umat kristiani tetap tenang dan tidak terpancing dengan kejadian pelemparan bom tersebut. Apalagi terpancing dengan isu yang beredar di media sosial dan yang membangun opini liar.
"Kami meminta kepada semua umat Kristen di mana pun berada untuk tetap tenang dan tidak perlu membangun opini liar, terutama di media sosial, yang dapat semakin menebar teror dan kebencian. Kita serahkan saja semua ini kepada pihak berwajib dan tetap menjadi kewenangan penegak hukum. Jadi janganlah memaksakan kehendak melampaui mekanisme hukum. Kebenaran hukum haruslah dijunjung tinggi dan dihormati oleh umat Kristen sebagai warga bangsa," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, pihaknya menyampaikan duka mendalam untuk para korban ledakan bom, termasuk seorang bocah berusia 3,5 tahun bernama Intan Olivia Marbun yang akhirnya meninggal dunia usai terkena bom.
"Semoga diberikan pemulihan bagi korban luka-luka. Kami menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga anak kekasih Olivia Intan Marbun," tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved