Sebuah rumor tak sedap datang dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga anti korupsi itu dikabarkan diprotes oleh puluhan penyidiknya. Pangkal musababnya, kebijakan pimpinan KPK dinilai yang main terabas dan arogan.
Sebuah rumor tak sedap datang dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga anti korupsi itu dikabarkan diprotes oleh puluhan penyidiknya. Pangkal musababnya, kebijakan pimpinan KPK dinilai yang main terabas dan arogan.
Kabar yang beredar, protes penyidik tersebut terjadi Senin siang (12/03). Ruangan Ketua KPK Abraham Samad dan 4 pimpinan yang lain, didatangi sekitar 70-an penyidik jaksa dan polisi. Mereka memprotes sikap pimpinan KPK yang dinilai arogan.
Beruntung, saat itu Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto berhasil menenangkan. Protes para penyidik jaksa dan polisi yang selama ini menjadi tulang punggung dalam menjebloskan para koruptor ke penjara itu pun berakhir, walau tanpa kepuasan.
Isunya, protes tersebut bersumber dari ketidakpuasan terhadap penarikan 4 penyidik secara semena-mena. Disebut-sebut, pemulangan penyidik dan jaksa itu dikarenakan permintaan Samad dan Zulkarnaen. Kedua pimpinan itu menilai para penyidik itu 'membangkang' terkait penyidikan kasus. Sementara para penyidik merasa mereka bukan melawan namun mengikuti prosedur dan tahapan proses penyidikan. Tapi sikap mereka dianggap pembangkangan, yang berujung pada pemulangan. Salah satu kasus yang menjadi bahan 'keributan' adalah soal penanganan Miranda Swaray Gultom.
Juru bicara KPK Johan Budi SP, Selasa malam (13/03), membantah adanya ‘demo’ penyidik ke ruang pimpinan KPK. Ia menyebut hal itu bukan protes, dan adalah hal yang biasa jika penyidik jaksa dan polisi bertandang ke ruangan pimpinan. “Untuk keperluan demo atau protes, saya tidak tahu, Saya di lantai 3 sedang penyidik di lantai 8,” ujar Johan diplomatis.
© Copyright 2024, All Rights Reserved