Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengingatkan para petani untuk memberikan perhatian khusus terhadap pengemasan produk dari hasil panennya. Kemasan yang baik dapat mempermudah produk pertanian lokal untuk bersaing di pasar ekspor.
Seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Kementerian Pertanian (Kementan) yang telah memiliki ruang packing produk pertanian modern yang mampu meningkatkan nilai tambah bagi petani.
"Kami bekerjasama dengan organisasi Taiwan dalam project Taiwan Technical Mission (TTM). Itu merupakan organisasi yang mendukung project pembuatan packing dan kesejahteraan petani yang berada di Indonesia," kata Kepala BBPP Lembang, Bandel Hartopo kepada politikindonesia.com di Lembang, Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/10).
Menurutnya, ruang packing tersebut mempunyai prasarana dan sarana modern, seperti cool storage (tempat penyimpanan). Apalagi, tempat penyimpanan tersebut dapat menammpung sayuran hingga 1 ton.
"Sayuran disimpan, jika harga pasar sedang mengalami penurunan dan akan dikeluarkan, apabila harga sudah normal. Karena cool storage ini memiliki daya suhu atur untuk sayuran yang daya tahannya rendah," ujarnya.
Diterangkan, ini merupakan modernisasi pertanian. Kerjasama ini hanya sampai pada pascapanen. Sedangkan, untuk pemasarannya bisa kemana saja. Sebab, setiap sore dan pagi hari, petani datang dengan bawa hasil panennya untuk dilakukan packing.
"Nantinya hasil panen yang sudah dipacking itu akan dipasarkan oleh pihak ketiga ke pasar swalayan dan pasar lainnya. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, tapi tetap dijual dengan harga pasaran," ucapnya.
Sebelum melakukan packing produknya, lanjut Bandel, petani yang tergabung dalam Bandung Vegetables Association (Bavast) akan memilah produk hasil panennya seperti cabai, tomat, kubis, brokoli dan kentang untuk dikemas dengan bagus. Produk pertanian tersebut dikemas seperti yang ada di pasar swalayan.
"Para petani yang memasarkan produk tersebut merupakan suatu korporasi. Sehingga hasil pertanian yang dikemas secara modern ini dapat meningkatkan daya jual dan nilai tambah tersendiri. Walaupun distribusinya belum besar, tetapi pengemasan modern ini tetap rutin dilakukan," ungkapnya.
Dijelaskan, untuk kedepannya, pihaknya ingin kembali membina petani lebih banyak lagi. Hal itu dilakukan untuk mensukseskan program TTM dengan melakukan Training of Trainer (TOT) dan Bimbingan Teknis (Bimtek). Sehingga nantinya dapat dibentuk organisasi (koperasi) yang berbadan hukum.
"Tujuannya untuk mempermudah mencarikan pasar yang lebih luas lagi untuk memasarkan produk petani bahkan sampai ekspor. Karena produk mereka, harganya akan lebih bagus setelah dilakukan pengemasan. Sehingga juga bagus jika dijual ke pasar swalayan, dibanding mereka jual sendiri di pasar," terangnya.
Ditambahkan, saat ini pihaknya dan TTM hanya melakukan pendampingan dan membantu pemasarannya saja. Sementara mengenai seluruh kegiatan pengemasan produk petani dilakukan bersama-sama, karena saat ini para petani masih tahap bejalar.
"Hingga saat ini, kami sudah melatih lebih dari 600 petani (20 angkatan) di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung mulai dari hulu sampai hilir," urainya.
© Copyright 2025, All Rights Reserved