Data sebaran titik panas di Jambi, menunjukkan peningkatan signifikan. Tingginya jumlah titik panas dalam dua hari terakhir, diduga akibat aktivitas pembukaan lahan di kawasan tersebut.
Tri Siswo, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Provinsi Jambi, Rabu (20/10) mengatakan, aktivitas membuka lahan dengan cara membakar paling banyak dilakukan masyarakat petani, karena ini dianggap paling mudah dan murah.
Data sebaran titik panas dari Pusat Pengendalian Kebarakan Lahan dan Hutan Provinsi Jambi, menunjukkan peningkatan signifikan. “Dalam dua hari terakhir jumlah titik panas mencapai 99 titik,”ujarnya.
Tri menambahkan, titik panas sebagian besar terjadi di wilayah Barat Jambi. Jumlah paling banyak di Kabupaten Sarolangun sebanyak 29 titik, Merangin 23 titik, dan Bungo 20 titik.
Sedang menurut Kurnianingsih, Supervisor Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, peningkatan jumlah titik panas itu disebabkan pergerakan angin yang cenderung tinggi.
“Kecepatan angin cenderung tinggi khususnya pada siang hari,” ujarnya. Hal itu memungkinkan penyebaran api terjadi lebih cepat dari biasanya. Angin bergerak dari arah Barat Daya hingga Barat Laut ke arah Timur hingga Tenggara.
“Kecepatan angin umumnya mencapai 14 kilometer per jam,” ujarnya.
Meski demikian, tambahnya, kecepatan angin bisa sangat tinggi. Yaitu mencapai 18 hingga 25 kilometer per jam. Kondisi tersebut juga terjadi di wilayah Barat Jambi, yang saat ini paling banyak jumlah titik panasnya.
Belum lagi akibat suhu yang cenderung tinggi. Mencapai 33 hingga 34 derajat celcius pada siang hari. Hal itu disebabkan posisi matahari berada pada garis equator.
Meski cepat menyebar, lanjut Kurnianingsih, kebakaran lahan diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Hal itu disebabkan potensi turun hujan meningkat seiring dengan kondisi Jambi yang memasuki musim penghujan pada Oktober ini.
“Meski api menyebar dengan cepat, juga akan kembali padam karena turun hujan", ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved