Musim kemarau yang masuk bulan kedua mulai berdampak di Aceh Barat Daya. Sebagian sumur warga di Gampong Kuta Bakrien, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai mengalami kekeringan.
Tokoh masyarakat Kuta Bakdrien Adi, mengatakan dirinya banyak mendapat laporan sumur warga dan sungai yang mulai mengalami kekeringan. Kondisi ini disebabkan oleh cuaca musim kemarau yang berlangsung lebih lama dari biasanya.
"Sungai kecil di gampong kami juga mengalami penurunan debit air yang signifikan. Jika hujan tidak turun dalam sepekan ke depan, kemungkinan sungai akan mengering sepenuhnya," katanya, dikutip Minggu (26/7/2024).
Ia mengatakan, warga setempat terpaksa membeli air galon isi ulang untuk kebutuhan minum, sementara untuk mandi, mencuci, dan memasak, mereka harus mengandalkan air dari sungai.
Begitu juga dengan Gampong Ie Lhob, meskipun berada lebih rendah dari Gampong Kuta Bakrien, tetapi juga menghadapi kekeringan akibat kemarau panjang.
Kepala Desa atau Keuchik Ie Lhob M Ali mengatakan warganya selama belasan tahun memanfaatkan sumber daya air melalui bak distribusi dan jaringan pipa yang terpasang di kawasan sungai di pegunungan.
Namun, lanjut dia, dalam beberapa hari terakhir, air bersih yang mengalir dari pipa distribusi sudah sangat terbatas, bahkan banyak rumah-rumah yang tidak mendapatkan pasokan air bersih.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Abdya, akan terjadi pada Juli dan Agustus 2024.
Fenomena El Nino memperparah situasi dengan curah hujan yang sangat rendah dan suhu panas matahari yang meningkat.
Warga di beberapa gampong di Kabupaten Abdya mulai merasakan dampak kekeringan ini, dan pasokan air bersih menjadi terbatas.
Pemkab Abdya diharapkan segera mengambil langkah mitigasi untuk mengatasi krisis air dan membantu masyarakat yang terdampak, dan berharap semoga situasi segera membaik dan kebutuhan air untuk masyarakat dapat terpenuhi. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved