Militer Mesir, Rabu (26/06) mengirim tentara ke beberapa pangkalan di dekat kota-kota utama Mesir. Pengerahan militer ini dilakukan menjelang demonstrasi hari Minggu mendatang, yang direncanakan kelompok oposisi untuk memaksa pengunduran diri Presiden Muhammad Mursi.
Kemarin, Rabu (26/06), bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Muhammad Mursi menewaskan sedikitnya satu orang. Penempatan tentara tersebut memicu spekulasi atas peran tentara dalam krisis itu.
Kantor kepresidenan mengatakan, militer telah berkoordinasi dengan pemerintahan Mursi menjelang demonstrasi itu namun para aktivis menyatakan mereka kini mengharapkan perlindungan dari pihak militer untuk menghadapi pendukung pemerintah yang berhaluan keras.
Beberapa kelompok Islamis menuduh para aktivis membuka jalan terjadinya kudeta. Namun tuduhan tersebut dibantah keras oleh kelompok oposisi.
Beberapa pejabat keamanan Mesir mengatakan, pengeluaran tentara itu dibatasi di pinggiran kota-kota besar dan di dalam fasilitas militer yang ada.
Di Kairo—yang menjadi pusat demonstrasi hari Minggu nanti—pasukan tambahan ditempatkan di pangkalan-pangkalan utama di timur dan barat kota yang berpenduduk 18 juta jiwa itu.
Presiden Mesir Muhammad Mursi mengatakan, konflik politik dan polarisasi mengancam kerentanan demokrasi Mesir. Hal itu disampaikan Presiden Mursi saat berpidato melalui televise, Rabu (26/06). Saat ini muncul kekhawatiran demonstrasi itu bisa berubah menjadi aksi kekerasan.
Presiden Mursi mengatakan, stabilitas dan keamanan Mesir dipertaruhkan dan perpecahan seperti itu akan melumpuhkan Mesir. Kelompok-kelompok oposisi menuntut pengunduran diri Muhammad Mursi, beberapa di antaranya frustrasi dengan gaya kepemimpinan Islamisnya.
Sementara warga Mesir lainnya mengatakan mereka marah dengan penurunan kualitas hidup dan melambungnya harga-harga pada masa pemerintahan Mursi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved