Hujan disertai abu vulkanik di wilayah barat Merapi, tepatnya di sekitar Pos Pengamatan Ngepos, Desa Srumbun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selasa malam (26/10), seluruh penduduk, tanpa kecuali terus diungsikan ke tempat lebih aman.
Dari Kecamatan Muntilan, seorang pembaca politikindonesia.com melaporkan, terjadi hujan pasir dan kerikil. Ini dampak dari hujan abu vulkanik Gunung Merapi. Pembaca itu menyebutkan, jalan-jalan di Muntilan tertutup abu vulkanik Merapi.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Surono, di Yogyakarta, Selasa mengatakan, sejak 17.02 WIB hingga 17.34 WIB terjadi empat kali awan panas. Sampai sekarang awan panas terus muncul susul menyusul tidak berhenti.
Munculnya awan panas atau wedhus gembel tersebut menjadi tanda erupsi Gunung Merapi. Artinya, Gunung Merapi sudah meletus. Gunung berapi teraktif di Indonesia itu, mengeluarkan awan panas yang tercatat sejak pukul 17.02 WIB.
Surono menyebutkan, awan panas pertama pukul 17.02 WIB itu, mengarah ke barat. Tetapi, yang berikutnya, tidak dapat terpantau dengan baik. Karena kondisi cuaca di puncak Merapi cukup gelap dan hujan, sehingga menyulitkan pemantauan.
Dari lapangan diperoleh informasi, sirine bahaya di Kaliurang Sleman berbunyi, pukul 17.57 WIB. Pukul 18.05 WIB Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menarik semua petugas dari pos pengamatan.
"Pada 2006, awan panas terjadi selama tujuh menit, namun kali ini, awan panas sudah terjadi lebih dari 20 menit," kata Surono.
© Copyright 2024, All Rights Reserved