Pada 2020 energi gas berpotensi untuk diimpor, karena cadangan yang terus menipis. Bahkan, energi yang tidak terbarukan seperti minyak juga sudah diimpor. Untuk itu, masyarakat diminta dapat melakukan penghematan dalam penggunaan energi, di samping pencarian cadangan baru.
"Paradoks kita, sebetulnya minyak sekarang sudah harus impor. Nah, gas itu pada 2020 juga harus impor, batu bara pun 60 tahun lagi akan habis. Kita harus betul-betul menjaga dan melihat sisi suplainya untuk penghematan," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, dalam konferensi pers Dewan Energi Nasional (DEN) di kantor Kementerian ESDM, Jumat (18/03).
Sudirman menjelaskan, DEN baru saja menyelesaikan rapat yang dihadiri dua unsur, yakni pemangku kepentingan dan pemerintah, dalam hal ini adalah tim internal Kementerian ESDM.
"Agendanya, melakukan kalibrasi dokumen dari TUEN (rencana umum energi Nasional). Ini sedang dalam finalisasi. Dua tiga bulan ini sudah diskusi intensif dan menghasilkan dokumen yang berkualitas menurut pemangku kepentingan maupun dari pemerintah," kata Sudirman.
Sudirman yang merupakan ketua harian DEN menjelaskan, DEN ingin menekankan satu aspek, bahwa pemerintah saat ini harus fokus kepada pengelolaan sisi suplai, agar tercapai ketahanan energi dan mewujudkan konservasi energi.
"Kita selalu bangun pembangkit listrik, kilang, EBT (energi baru terbarukan). Betul sebagai negara yang tumbuh mesti kita kejar, karena gap-nya banyak. Tetapi, ada satu SDA (sumber daya alam) yang kita lupakan, yaitu bagaimana mengelola suplai ini dapat aman. Kita sudah terbatas, tetapi masih boros gunakan energi," pungkas Sudirman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved