Meski dalam 2 pekan terakhir terjadi ledakan bom rakitan di Tambora, Jakarta Barat dan Depok, Jawa Barat, pemerintah belum memandang perlu untuk meningkatkan status keamanan ibukota Jakarta. Status keamanan di Ibukota tetap seperti biasa.
"Sementara tidak ada peningkatan status keamanan. Aparat tengah bekerja untuk menelusuri kelompk-kelompok teror tersebut, sehingga status tidak perlu ditingkatkan dalam tingkat keamanan ibukota," kata Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamana (Menko Polhukam) Djoko Suyanto, dalam jumpa pers di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Minggu (09/09). Jumpa pers ini juga dihadiri oleh Kepala BNPT Ansyaad Mbai dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo serta Kepala BIN Marciano Norman.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo menambahkan, ada 3 operasi penanganan terorisme di Jakarta dan sekitarnya dalam waktu 2 pekan terakhir. Pertama, operasi penangkapan terduga teroris Firman di Depok. Kedua, bom di Tambora dan terakhir bom di Depok.
"Sekali lagi keterlibatan peran serta masyarakat harus betul-betul dioptimalkan. Saya apresiasi kepada masyarakat, itulah sebetulnya bagaimana membuat bentuk kerjasama informasi deteksi," kata Timur.
Pasca ledakan di rumah Yatim Piatu Yayasan Biara di Jalan Nusantara, Beji, Depok, polisi menemukan 3 buah granat, 1 pucuk senjata bareta dengan 17 peluru, 2 pucuk senjata enggran dalam bentuk rangkaian, 50 butir peluru kaliber 9,9 mm, 30 butir peluru 2,2 mm, 5 buah baterai, 1 laptop, 1 hp, 1 silencer (peredam senjata), 6 buah swithcing dalam rangkaian, 6 buah paralon 1/4 inchi sudah terisi rakitan bom, bahan peledak serbuk, HP ledak, tool kit, laras dan magazine, 1 detonator elektrik dan kabel serabut tunggal.
Bukan hanya itu, polisi juga menemukan surat wasiat yang dibuat oleh seseorang yang diduga sebagai pelaku. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengungkap isi dari surat wasiat itu berisikan pesan dari terduga pembuat bim rakitan kepada keluarganya. "Berpesan kepada ibunya, istrinya dan anaknya, bahwa dia sedang mencari ridho dari Allah di surga," kata Ansyaad.
Akan tetapi, soal siapa nama penulis surat wasiat itu, Ansyaad meminta publik bersabar menunggu penyelidikan Polri. "Nanti akan diungkap," ujarnya.
Kuat dugaan pembuat surat wasiat itu adalah salah seorang yang turut menjadi korban ledakan dan kini tengah dirawat di rumah sakit Polri Kramat Jati. Pria ini mengalami luka bakar 50 persen dan tangan kanannya putus akibat ledakan. Polisi masih menyelidiki untuk memastikan identitasnya. Diduga pria ini adalah Thorik, pria yang diburu polisi dalam kasus ledakan di Tambora, Jakarta Pusat.
Kepala BNPT menyebut 1 senjata bareta yang ditemukan di Depok sama dengan senjata milik Farhan terduga teroris Solo. "Persis sama cuma tidak ada PNP properti," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved