Rektor Universitas Pancasila (UP), Prof Marsudi Wahyu Kisworo, mengatakan, publik harus mewaspadai adanya potensi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan digunakan pihak tertentu untuk melakukan tindakan kejahatan.
"Virus dan malware yang cerdas dan dapat bermutasi, penggunaan AI untuk pelanggaran keamanan maupun pembobolan privasi, penggunaan AI untuk melakukan serangan siber yang canggih, sampai penggunaan AI untuk memecah belah bangsa dengan memproduksi hoax, fitnah, dan ujaran kebencian," kata Marsudi Wahyu Kisworo, saat memberikan studium generale dalam rangka pembukaan awal kuliah tahun 2024/2025 Universitas Siswa Bangsa (Sampoerna University) dengan judul 'Security and Privacy Awareness in Artificial Intelligence Era', Rabu (11/9/2024).
Marsudi menjelaskan, sejarah perkembangan AI dimulai pada tahun 1946 dari sebuah ide dibuatnya neuron dalam bentuk digital sampai era generative AI sekarang. Hingga ke prediksi masa depan yaitu artificial super intelligence yang bisa menghasilkan super human intelligence.
"Dari perkembangan AI yang semakin pesat ini, banyak peluang bagus muncul untuk dimanfaatkan dalam membawa perubahan besar di semua sektor dan lini industri," kata Guru Besar bidang Information Teknologi (IT) pertama di Indonesia tersebut.
Namun Marsudi mengimbau untuk berhati-hati karena setelah era IT attack, berikutnya akan muncul AI attack yang mungkin bisa mencelakakan manusia sendiri. Untuk itu memitigasi dampak-dampaknya menjadi sangat penting.
"Tidak heran maka mengapa banyak tokoh, bahkan tokoh-tokoh IT sendiri khawatir bahwa AI akan menjadi kotak pandora yang ketika dibuka membuat berbagai malapetaka yang disimpannya terbuka dan mencelakakan manusia," pungkas Marsudi. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved